Malang, SERU.co.id – Dua sekolah dasar di Kota Malang mengembalikan ratusan paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) kepada pihak SPPG. Makanan tersebut diduga tidak layak konsumsi, sehingga pihak sekolah memutuskan mengembalikan ratusan paket yang telah diterima.
Waka Kurikulum SDN Dinoyo 2, Nunik mengungkapkan, pihaknya tidak berani memberikan MBG yang hari ini didistribusikan. Pasalnya, terdapat kejanggalan pada aroma makanan yang didistribusikan.
“Biasanya, setiap kali makanan tiba kami lihat terlebih dahulu layak atau tidak sebelum dibagikan. Tapi hari ini, kok tercium bau tidak enak, baunya menyengat,” seru Nunik, saat ditemui di SDN Dinoyo 2 Kota Malang, Kamis (9/10/2025).
Nunik menerangkan, keraguan berawal saat mobil box pengirim SPPG dibuka, muncul aroma tidak sedap. Saat makanan ditata, pihak sekolah melakukan pengecekan dan mencium aroma tersebut.
“Saat kami cek bersama, untuk nasinya aman, gorengan aman, buah stroberi juga segar. Tapi ayam suwirnya saja yang bermasalah,” bebernya.
Nunik mengatakan, pengecekan lanjutan dilakukan bersama pihak SPPG dan ahli gizi. Meski pihak ahli gizi menyampaikan makanan tersebut aman, pihak sekolah tetap memutuskan mengembalikan ratusan paket MBG.
“Saya sampaikan ke pihak SPPG, daripada nanti anak-anak bermasalah, lebih baik kami kembalikan saja. Kami tidak berani mengambil risiko. Kami sangat selektif soal makanan, karena selain menyangkut keamanan, siswa kami berasal dari kalangan menengah atas yang makanannya terjamin dan enak-enak,” ungkapnya.
SDN 2 Dinoyo Kota Malang tercatat menerima program MBG sejak 8 September 2025 silam. Ratusan paket makanan yang dibagikan kepada para siswa didistribusikan oleh SPPG Yayasan Bani Umar.
Senada, Kepala Sekolah dari sekolah lain mengatakan, pihaknya juga mengembalikan paket MBG dari SPPG tersebut. Hal itu berawal dari temuan makanan dengan aroma tidak sedap.
“Setiap hari kami melakukan prosedur pengecekan, pemantauan dan pegawasan sesuai prosedur. Sehingga, saat terjadi permasalahan langsung kami sampaikan ke pihak SPPG,” ujar Kepala Sekolah yang enggan disebutkan nama dan identitas sekolahnya.
Ia mengakui, ada sekitar 400 siswa di sekolahnya. Pengecekan satu per satu sangat menyulitkan, sehingga pemeriksaan dilakukan dengan metode sampling.
“Kebetulan hari ini kami mengeluhkan omprengnya bau tidak sedap, bau amis. Kami menduga, bau amis itu bisa jadi dikarenakan kemarin menunya ikan dori asam manis, atau diakibatkan oleh ayam suwir yang tidak segar,” terangnya.
Diakuinya, persoalan paket MBG bermasalah tidak hanya sekali terjadi. Terkadang, ada sejumlah temuan meski tidak menyeluruh.
“Saat sudah di kelas, kadang terjadi di beberapa kelas ada satu dua makanan yang sudah tidak enak. Ada juga misalnya tahu berlendir dan nasi mentah, tapi tidak semuanya begitu. Kami menduga, mungkin masaknya tidak satu panci jadi tidak semua bermasalah,” katanya.
Pihak sekolah selalu menyampaikan setiap temuan dan pihak SPPG memberikan ganti atas makanan yang tidak layak dikonsumsi. Saran juga diberikan untuk mengevaluasi menu secara berkala, agar para siswa tidak sampai menyisakan makanan.
Sementara, Kepala SPPG Yayasan Bani Umar, Martinus Yossa Saputra, belum memberikan konfirmasi. Saat ditemui awak media, yang bersangkutan tidak terlihat di lokasi dan tidak memberikan jawaban saat dikonfirmasi melalui pesan dan panggilan WhatsApp.
Babinsa Kelurahan Tlogomas, Mahsun Hadi mengatakan, memang ada paket MBG yang dikembalikan. Pihaknya juga telah melakukan pengecekan terhadap sampling makanan yang dibagikan SPPG Yayasan Bani Umar.
“Saya sudah mengecek dan mencicipi secara langsung. Kalau dari temuan kami, makanannya tidak basi. Tapi aromanya menyengat dan ada yang kurang matang,” tuturnya, saat menjumpai awak media.
Pihaknya berupaya menjaga dan melakukan pengawasan di tengah masyarakat, serta terbuka apabila ada keluhan. Ia menegaskan, pihak sekolah berhak melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap paket MBG yang diterima. (bas/rhd)