UB Tuan Rumah TEFLIN ke-71, Mendikdasmen Dukung Guru Bahasa Inggris Kuasai AI

UB Tuan Rumah TEFLIN ke-71, Mendikdasmen Dukung Guru Bahasa Inggris Kuasai AI
Mendikdasmen menekankan, pentingnya guru Bahasa Inggris menguasai pembelajaran AI di era digital. (bas)

Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) menjadi tuan rumah konferensi internasional Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia (TEFLIN) ke-71. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) mendukung para guru Bahasa Inggris menguasai pembelajaran berbasis AI.

Mendikdasmen RI, Prof. Abdul Mu’ti mengungkapkan, pembelajaran Bahasa Inggris akan menerapkan konsep pembelajaran deep learning atau pembelajaran mendalam. Tahun 2027 mendatang, konsep tersebut mulai diimplementasikan dengan menyasar siswa mulai kelas 3 SD/MI Sederajat.

Bacaan Lainnya

“Kebutuhan akan guru yang memiliki kemampuan mengajar Bahasa Inggris secara profesional semakin mendesak. Diperlukan lebih banyak guru yang memiliki kemampuan mengajar Bahasa Inggris, baik dari lulusan pendidikan Bahasa Inggris maupun dari prodi lain yang mendapat pelatihan,” seru Prof Mu’ti, saat hadir di UB, Kamis (9/10/2025).

UB menggelar seminar TEFLIN ke-71 diikuti ratusan guru Bahasa Inggris dan peserta dari 13 negara. (bas)
UB menggelar seminar TEFLIN ke-71 diikuti ratusan guru Bahasa Inggris dan peserta dari 13 negara. (bas)

Prof Mu’ti mengatakan, program ini penting untuk memperkuat pembelajaran mendalam atau deep learning. Pembelajaran ini menekankan proses belajar mindfull, meaningfull dan joyfull.

“Forum seperti TEFLIN memiliki peran strategis dalam memberikan pengayaan bagi para guru. Dari pelatihan ini, diharapkan mereka mampu mengintegrasikan pembelajaran mendalam dengan teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan atau AI,” ungkapnya.

Kemendikdasmen menyadari, pentingnya mengintegrasikan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis coding dan AI. Dalam kebijakan terbaru, pembelajaran tersebut sudah mulai bisa diterapkan di sekolah, meski belum diwajibkan.

“Mulai semester ini, pembelajaran coding dan kecerdasan buatan sudah menjadi pelajaran pilihan di sekolah. Karena itu, perlu kemampuan guru, termasuk guru Bahasa Inggris dalam mengintegrasikan dan memanfaatkan AI,” jelasnya.

Senada, Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo SSi MSi PhD MedSc menjelaskan, pentingnya peningkatan kualitas guru Bahasa Inggris. Pasalnya, penguasaan Bahasa Inggris menjadi kunci untuk membawa gagasan dan kearifan lokal Indonesia ke dunia Internasional.

“Kebijakan Kemendikdasmen untuk memperluas jangkauan pembelajaran Bahasa Inggris merupakan gerakan yang sangat bagus. Kalau Bahasa Inggris sudah jadi bagian dari keseharian, masyarakat Indonesia akan lebih mudah berkomunikasi secara global,” ujarnya.

Ia menegaskan, UB siap berperan aktif dalam program pemerintah di dunia pendidikan. Termasuk melalui upgrading guru Bahasa Inggris dan pengabdian masyarakat untuk mendukung peningkatan skill berbahasa asing.

Ketua Panitia, Prof Dr Zuliati Rohmah MPd menjelaskan, TEFLIN ke-71 mengangkat tema besar sejalan dengan arah kebijakan pendidikan nasional. Ini terkait pembelajaran mendalam dan pemanfaatan AI dalam pendidikan Bahasa Inggris di era digital.

“Kami ingin mengupas manfaat, tantangan, dan bagaimana guru bisa menyikapi penggunaan AI di lapangan. Critical thinking dan kreativitas tetap menjadi aspek penting dalam pembelajaran mendalam,” tuturnya.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 650 peserta dari 13 negara, termasuk Malaysia, India, Pakistan, Australia, Vietnam, Mesir, Jepang, Inggris, China, Amerika Serikat, Kanada, dan Indonesia. Kegiatan ini juga melibatkan kerja sama dengan berbagai organisasi internasional dari Jepang, Thailand, Malaysia, Singapura dan Brazil.

Zuliati menambahkan, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UB terus mempersiapkan guru melalui workshop dan webinar. Pendampingan terkait implementasi deep learning serta penerapan AI dalam proses belajar mengajar perlu dilakukan secara berkelanjutan.

“Kami sudah melaksanakan tujuh seri webinar internasional dan beberapa workshop di berbagai kota di Jawa Timur. Tujuannya, agar guru-guru memahami konsep dan penerapan deep learning berbasis AI,” pungkasnya. (bas/rhd)

 

disclaimer

Pos terkait