Malang, SERU.co.id – Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menekankan pentingnya pengembangan talenta sains dan teknologi. Dalam ajang perlombaan tahun ini, pengenalan AI sebagai cabang baru OSN diharapkan dapat mendorong prestasi pelajar hingga kancah global.
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen, Dr Mariman Darto SE MSi mengungkapkan, OSN ini bukan sekadar perlombaan. Tapi bagian dari strategi jangka panjang pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
“OSN 2025 mempertandingkan sembilan bidang sains, antara lain Fisika, Matematika, Biologi, Kimia, Astronomi, Kebumian dan Informatika. Menariknya, tahun ini juga diperkenalkan eksibisi cabang baru, yaitu Coding dan Kecerdasan Buatan (AI),” seru Mariman, Selasa (7/10/2025).
Ia menjelaskan, bidang tersebut ke depannya berpotensi menjadi cabang kesepuluh OSN secara resmi. Evaluasi akan tetap dilakukan, sebelum diresmikan menjadi cabang OSN.
“Kami akan mengevaluasi antusiasme peserta dan kualitas hasilnya. Jika memenuhi standar, bukan tidak mungkin akan ditetapkan sebagai cabang tetap tahun depan,” ungkapnya.
Peserta eksibisi coding dan AI tahun ini cukup banyak, mencapai hampir 1.500 siswa. Mariman menilai, angka ini merupakan indikator kuat tingginya minat pelajar terhadap bidang coding dan AI.
“OSN bukan hanya bertujuan untuk mencetak juara nasional. Tetapi juga menyiapkan peserta untuk berkompetisi di 14 ajang olimpiade internasional,” jelasnya.
Selain itu, OSN 2025 diharapkan membentuk tradisi kompetisi yang jujur, bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dengan karakter tersebut, para siswa memiliki mental daya juang yang tinggi untuk meraih prestasi terbaik.
“Kami ingin peserta OSN, khususnya yang berasal dari jenjang SLTA, bisa menempati posisi di perguruan tinggi top dunia. Ini bagian dari strategi jangka panjang yang akan dievaluasi hasilnya pada tahun 2029,” ujarnya.
Kemendikdasmen telah menyiapkan upaya lanjutan dengan menjalankan program Bina Talenta Indonesia yang bertujuan mengidentifikasi dan mengembangkan potensi siswa sejak dini. Program ini melibatkan 23 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dalam pelaksanaan training dan bootcamp selama satu tahun.
Dalam prosesnya, peserta mendapatkan pelatihan intensif pada tiga aspek utama: bidang STEM, penguatan karakter, serta pengembangan kemampuan coding dan AI. Program ini diharapkan dapat membantu siswa berkembang hingga kancah global.
“Kunci dari keberhasilan pengembangan talenta ada pada proses pembinaan yang konsisten dan berkualitas. Tidak semua anak langsung siap. Butuh proses panjang, evaluasi dan pendampingan,” tuturnya.
Kepala Pusat Prestasi Nasional, Dr Maria Veronica Irene Herdjiono MSi menegaskan, OSN bukan hanya ajang adu kecerdasan. Ini sekaligus menjadi wadah pembentukan karakter.
“Melalui OSN ini kita berharap akan lahir generasi muda Indonesia yang unggul dalam sains, berintegritas dalam perilaku dan berjiwa nasionalis. Mereka inilah calon penerus bangsa di masa depan. Tahun ini ada 262.985 pendaftar OSN dari berbagai wilayah Indonesia dan akhirnya ada 540-an finalis pada hari ini,” papar Maria.
Ia juga menambahkan, tahun ini Puspresnas memperkenalkan Eksebisi Kecerdasan Artifisial yang diikuti oleh 1.347 peserta dari 14 provinsi. Sebanyak 30 siswa terpilih untuk mengikuti eksebisi ini yang menjadi langkah awal memperkenalkan kompetisi di bidang kecerdasan buatan.
Wakil Rektor IV UMM Muhamad Salis Yuniardi, MPsi PhD menyampaikan, pihaknya merasa bangga dapat menjadi tuan rumah. OSN 2025 wadah berkumpulnya para pelajar berprestasi dari seluruh Indonesia yang kaya inovasi dan siap menjadi calon pemimpin masa depan.
“Terus terbangkan tinggi cita-cita kalian, tunjukkan bahwa warga Indonesia mampu berkontribusi bagi dunia. Namun setinggi-tingginya kalian terbang, jangan lupa Indonesia selalu di sanubari,” ucapnya.
Kegiatan OSN 2025 akan berlangsung dari 6–12 Oktober 2025, melibatkan serangkaian kegiatan mulai dari tes teori, praktik, hingga kunjungan edukatif. Selain kompetisi utama, peserta juga akan mengikuti berbagai sesi inspiratif yang mempertemukan mereka dengan ilmuwan dan praktisi nasional. (bas/rhd)