Maba Pascasarjana Fapet UB Kuliah Umum Daring

Ordik Maba Pascasarjana Fapet UB ikuti kuliah umum daring. (ist)

Malang, SERU.co.id – Menjelang perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2020/2021, mahasiswa baru mengikuti Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (Ordik). Yakni kegiatan pengenalan awal mengenai sejarah, profil, sistem kurikulum, dan fasilitas kampus bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana baik Program Magister (S2) maupun Program Doktor (S3).

Pun maba Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (PPS Fapet UB) yang menjalani ordik secara daring melalui Zoom dan siaran langsung YouTube, Selasa (15/09/2020). Kegiatan tersebut diikuti oleh 88 peserta yang terdiri dari 33 mahasiswa S2 jalur reluger, 47 mahasiswa S2 jalur fast track dan 14 mahasiswa S3.

Bacaan Lainnya

Ordik maba kali ini diisi dengan kuliah tamu bertema “Membangun Mutu Penelitian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Ternak pada Era Digital”. Menghadirkan pemateri di antaranya Zainal Aznam Bin Mohd Jelan, DVM, MSc, PhD (Dosen dari Universiti Putra Malaysia), Dr Ir M Halim Natsir, SPt, MP, IPM, ASEAN Eng (Wakil Dekan Bidang Akademik UB) dan Prof Dr Ir Hendrawan Soetanto, MRur, Sc (Guru Besar Fapet UB).

Zainal Aznam Bin Mohd Jelan, memberikan kuliah umum. (ist)

Zainal Aznam Bin Mohd Jelan membahas tentang Research Development in Livestock Production for Post Graduate Student. Menurutnya, kunci utama melakukan penelitian ialah harus ada kemauan dari individu, sehingga harapannya mahasiswa Pascasarjana dapat menyelesaikan studi tepat waktu.

“Ada beberapa keuntungan penelitian bagi Fakultas maupun Universitas. Antara lain sebagai kunci untuk mendemontrasikan pengetahuan dan penemuan baru, memberikan reputasi nasional dan internasional, berkontribusi dan mengembangkan pengetahuan pada aspek tertentu yang lebih spesifik,” beber Zainal Aznam.

Sementara itu, Dr Ir M Halim Natsir mengangkat topik pengembangan wawasan penelitian yang bertujuan untuk memajukan peternakan Indonesia, serta menonjolkan nama Indonesia di kancah internasional.

Sedangkan Prof. Hendrawan mengupas plagiarism dalam menulis karya ilmiah. Menurutnya, Plagiator atau orang yang menjiplak karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sama halnya dengan pencuri. Permendiknas telah menerbitkan peraturan terkait pencegahan dan penanggulan plagiat di Perguruan Tinggi, dimana ada sanksi bagi plagiator, dari skors hingga pemberhentian kerja.

“Oleh karena itu, kita sebagai peneliti dan penulis laporan penelitian, apabila ingin memasukan kutipan atau pendapat dalam penelitian orang lain hukumnya wajib mencantumkan sumber,” pungkasnya.

Mahasiswa baru Program Magister merupakan lulusan dari berbagai Perguruan Tinggi, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Mataram, Universitas Bengkulu, Universitas Kanjuruhan Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Brawijaya. Sedangkan mahasiswa Program Doktor berasal dari Perguruan Tinggi, perusahaan swasta, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, hingga Kementrian. (*/rhd)

disclaimer

Pos terkait