Peran Birokrat Muda Sebagai Strategi Mengoptimalkan Reformasi Birokrasi di Indonesia

Peran Birokrat Muda Sebagai Strategi Mengoptimalkan Reformasi Birokrasi di Indonesia
Peran Birokrat Muda Sebagai Strategi Mengoptimalkan Reformasi Birokrasi di Indonesia.
Sabrina Nur Anisah
Ilmu Pemerintahan – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Kritik terhadap birokrasi umumnya menyasar sektor publik, terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik, terutama yang berkaitan dengan perizinan, hak pengelolaan sesuatu, dan sebagainya. Dalam situasi ini, kepentingan pribadi diprioritaskan, orang-orang tertentu diprioritaskan, korupsi terlibat, dan penyakit sosial yang arogan tersebar luas. Dengan demikian, penyakit birokrasi ini erat kaitannya dengan kekuasaan yang dinikmati birokrat dalam menjalankan tugasnya, berkat kompetensi yang diperolehnya (Lolowang 2008).

Di negara maju, birokrasi dikritik karena sistem tenaga kerja yang dianggap tidak efisien atau tidak memadai. Di sisi lain, kritik birokrasi di negara berkembang seperti Indonesia terutama diarahkan pada peran manajer yang diisi KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang lebih mementingkan moralitas peran birokrasi.

Bacaan Lainnya

Pelaksanaan reformasi birokrasi belum optimal karena beberapa faktor. Menurut Menko Polhukam Mahmud MD (2021) pada Seminar Nasional Reformasi Birokrasi di Jakarta, pemikiran birokrasi masih dianggap penguasa daripada birokrat, terbukti dengan pelayanan yang lambat dan prosedur yang rumit. Budaya afiliasi unik yang mendorong  praktik KKN.

Reformasi pemerintahan merupakan perubahan besar dan mendasar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan yang mengarah pada organisasi , manajemen, Sumber Daya Manusia , pelayanan, akuntabilitas dan hukum, dan termasuk dalam grand design reformasi birokrasi Indonesia. dari 2010 hingga 2025. Penyempurnaan proses birokrasi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah merupakan tanda keinginan untuk melakukan reformasi birokrasi. Tuntutan ini karena masyarakat pada umumnya ingin meningkatkan pelayanan dan administrasi birokrasi dalam rangka membentuk pemerintahan yang bersih dan pemerintahan yang baik (Muriany and Ruhunlela 2021).

Generasi muda yang berprofesi sebagai birokrasi menjadi basis pengelolaan birokrasi. Karakteristik pemuda pembangkang, idealis tinggi, kreatif dan berani harus diperkuat sebagai motor penggerak utama di balik lahirnya reformasi birokrasi. Para birokrat muda harus melakukan berbagai terobosan dan keberanian untuk mempercepat laju perubahan yang diinginkan. Beberapa aspek keputusan kinerja birokrasi yang harus diperhatikan oleh birokrat muda antara lain (Anti-Corruption Cleaning House 2016):

  1. Keberanian melakukan diskresi, Diskresi secara konseptual merupakan suatu langkah yang ditempuh oleh aparat birokrasi untuk menyelesaikan suatu kasus tertentu yang tidak atau belum diatur dalam suatu regulasi yang baku.
  2. Orientasi terhadap perubahan membuat aparat harus melihat perubahan yang ada di luar birokrasinya, dan mencari sesuatu yang baru dan berbeda dari sistem yang sudah ada.
  3. Pola pendelegasian wewenang dalam birokrasi yang terjadi seringkali didasarkan pada kedekatan hubungan antara pimpinan dengan aparat bawahan.
  4. Dalam konteks birokrasi, etika digambarkan sebagai suatu panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat.

Anak muda selalu dinilai tidak dewasa. Padahal, di era digital saat ini, dinamika presentasi pemuda dalam birokrasi lebih kontekstual dari sebelumnya. Kemampuan anak muda yang terus berubah setiap saat tentu tidak menghalangi mereka untuk menyerbu birokrasi. Oleh karena itu, generasi muda dapat mendorong perubahan birokrasi menuju pemerintahan yang dinamis. Selain itu, kaum muda mengubah birokrasi menjadi pemerintahan yang dinamis. Pemerintah harus mereformasi birokrasi dengan menerima generasi muda sebagai tim yang kuat. Jika tidak, birokrasi akan selalu terlambat bereaksi terhadap perubahan zaman. Ingat, waktu yang berbeda, tantangan yang berbeda.

disclaimer

Pos terkait