Malang, SERU.co.id – Tercatat 93 perguruan tinggi berpartisipasi dengan 131 tim Kontes Kapal Indonesia (KKI) dan 119 tim Abdidaya Ormawa 2025. Kali pertama tim KKI dan Abdidaya Ormawa disatukan dalam satu kampus di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Kamis-Sabtu (4–6/12/2025).
Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Republik Indonesia (Mendiktisaintek), Prof. Dr. Brian Yulianto MEng PhD mengapresiasi, UMM atas konsistensinya membangun ekosistem inovasi mahasiswa. Ia menegaskan, penyelenggaraan terpadu KKI dan Abdidaya merupakan momentum penting memperkuat budaya riset, rekayasa teknologi dan pengabdian masyarakat.
“Bagi negara, kedua ajang ini bukan sekadar perlombaan tahunan, melainkan investasi strategis untuk mencetak generasi muda yang berani menghadapi ketidakpastian. Dengan piawai menciptakan solusi berbasis sains, serta memiliki kepedulian sosial yang kuat,” seru Prof Brian, dalam sambutan pembukaan melalui video teleconference, Kamis (4/12/2025) malam.
Disebutkannya, KKI merupakan arena inovasi maritim yang memperkuat visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Abdidaya menunjukkan bagaimana mahasiswa membaca kebutuhan masyarakat melalui program yang inovatif dan berkelanjutan.
“Ada tiga pesan penting: keberanian menghadapi masalah, kemampuan mencari solusi berbasis ilmu dan teknologi, serta komitmen pada keberlanjutan. Lomba ini adalah investasi untuk melahirkan pemimpin masa depan. Jangan hanya mengejar juara, namun hadirkan karya yang berdampak dan dapat direplikasi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana, Amrul Faruq, MEng PhD menyebut, penyelenggaraan tahun ini sebagai momen bersejarah. Kali pertama KKI dan Abdidaya digelar secara terpadu untuk menunjukkan kualitas karya yang meningkat pesat.
“Desain kapal, sistem kontrol dan pendekatan teknis mahasiswa semakin cerdas dan efisien. Abdidaya terus menjadi rujukan nasional dalam menilai program pengabdian masyarakat yang berorientasi keberlanjutan,” ujar Faruq.
Tercatat 93 perguruan tinggi berpartisipasi dengan 131 tim KKI dan 119 tim Abdidaya. Membuktikan adanya peningkatan signifikan serta tingginya antusiasme mahasiswa terhadap inovasi maritim dan pemberdayaan masyarakat.
“Mesti tim peserta dari kawasan Aceh dan Sumatera tidak dapat bergabung kali ini lantaran adanya bencana alam. Semoga keadaan kembali pulih secepatnya,” ungkapnya.
Senada, Wakil Rektor III UMM, Dr Nur Subeki MT menekankan, ajang ini tidak hanya melatih kemampuan teknis, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan dan mental kompetitif mahasiswa. Ruang kolaborasi lintas kampus seperti ini, menurutnya, sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan global.
“Keberanian tampil dan membawa nama almamater adalah nilai penting dalam proses pembentukan calon pemimpin bangsa. Mereka bukan hanya peserta lomba, tetapi generasi masa depan yang sedang ditempa untuk menjadi bangsa ini,” jelasnya.
Selain memacu kemampuan teknis, KKI 2025 mempertemukan mahasiswa dari berbagai daerah, membuka peluang relasi baru dan pertukaran ide. Gelaran ini sekaligus menegaskan komitmen UMM untuk menjadi pusat pengembangan teknologi dan inovasi maritim di Indonesia.
“Ada juga lomba Inovasi Desain dan Konstruksi (IDK), menitikberatkan kemampuan peserta merancang kapal berdasarkan pendekatan Desain Konstruksi Kapal (DKK). Peserta melewati tahapan konsep, desain awal, desain kontrak, hingga desain detail,” paparnya.
Baca juga: Kenaikan Harga Jelang Nataru, Akademisi UMM Desak Pemerintah Perkuat Sistem Pangan Berkelanjutan
Berbagai sistem konstruksi memanjang, melintang, hingga campuran menjadi elemen penilaian, disertai pemahaman struktur kapal seperti lunas, pelat alas, dan penumpu. Lomba ini menuntut ketelitian tinggi agar rancangan memenuhi standar kekuatan dan keselamatan
Sebagai informasi, UMM juga turut berkompetisi melalui Lembaga Semi Otonom Mekatronic dengan dua kapal andalan, yakni:
• Sangkaling Evo 6 untuk kategori Fuel Engine Remote Control (FERC).
• Boeing Mary Evo 5 untuk kategori Electric Remote Control (ERC).
“Tim UMM ini sudah menyiapkan dari enam bulan sebelum lomba, mulai dari desainnya. Sebelum turun regulasi, kami sudah bikin planning-planning ke depan,” ucap Devany Aurellia Putri Setiawan, mahasiswa Teknik Industri UMM.
Ia menambahkan bahwa berbagai kendala sempat dihadapi, terutama saat uji coba. “Kalau nabrak kan ada kemungkinan tenggelam, jadi mesin-mesinnya harus di-repair dan di-upgrade lagi,” katanya.
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Reviana Azzara Putri mengaku, terkesan dengan kondisi dan sarana prasarana kampus UMM.
“Jujur, ini pertama kali aku datang ke UMM, dan menurutku sangat bagus dari segi tata letak dan arsitekturnya. Terutama kamar mandinya itu bersih. Arena perlombaan di Danau Kampus UMM dan area Sengkaling sudah sangat memadai untuk kompetisi kapal,” ucap Revi. (rhd)








