Malang, SERU.co.id – Wali Kota Malang memaparkan, perguruan tinggi termasuk penyumbang pasokan sampah terbesar. Karena itu, ia akan meminta semua kampus yang ada di Kota Malang terlibat dalam penanganan banjir.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyoroti, besarnya jumlah mahasiswa yang tinggal di Kota Malang. Dalam pertemuannya dengan Pemprov Jatim, perguruan tinggi dinilai perlu dilibatkan dalam edukasi dan pengelolaan lingkungan.
“Kampus ikut menyumbang sampah, dengan banyaknya mahasiswa yang tinggal di Kota Malang yang jumlahnya hampir menyamai penduduk asli. Maka, perguruan tinggi harus terlibat dalam penanganan banjir,” seru Wahyu, Selasa (9/12/2025).
Wahyu mengatakan, perguruan tinggi bisa terlibat dalam upaya edukasi masyarakat maupun pengelolaan lingkungan secara langsung. Hal itu akan disampaikannya dalam Forum Rektor bersama perguruan tinggi se-Kota Malang.
“Perguruan tinggi harus ada skema penanggulangan banjir di lingkungan masing-masing, seperti melalui injeksi dan sumur resapan. Jangan sampai ikut membuang sampah ke saluran drainase perkotaan,” ungkapnya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu juga meminta masyarakat bersabar. Pasalnya, penanganan banjir tidak bisa langsung selesai, karena butuh perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi.
“Masterplan sudah kita susun. Tahun ini proyek dari provinsi sudah berjalan, tahun depan dari Bank Dunia. Semuanya berproses dan harus diiringi peningkatan kesadaran masyarakat,” jelasnya.
Wahyu menilai, penanganan banjir tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Masyarakat perlu memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dan tidak membangun bangunan liar di sempadan sungai.
“Jembatan-jembatan sudah kita buat kawat, agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, tapi masih terjadi. Kemarin kita keliling, semuanya rata-rata banjir akibat sampah,” ujarnya.
Pemkot Malang saat ini telah menyusun masterplan drainase dengan target penyelesaian pada 2028. Namun Wahyu optimistis proyek tersebut bisa selesai lebih cepat apabila skema pembiayaan tambahan dapat terealisasi.
“Kita sudah punya masterplan drainase, targetnya 2028. Insyaallah bisa lebih cepat,” tegasnya.
Wahyu juga memastikan, koordinasi lintas daerah sudah berjalan, baik Kabupaten Malang dan Kota Batu. Ini merupakan upaya menjaga ruang terbuka hijau dan pengendalian alih fungsi lahan.
Diakuinya, sejumlah titik genangan kini mulai menunjukkan perbaikan. Sebagian lokasi yang dulu tergenang kini surut dalam waktu kurang dari 30 menit meski hujan deras.
“Yang berkomentar itu justru orang yang tidak banjir. Yang kemarin tergenang dan sekarang tidak, mereka tidak pernah berkomentar,” pungkasnya. (bas/rhd)








