Malang, SERU.co.id – Sekitar 1.400 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) bakal turut serta dalam Program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Mahasiswa Membangun Desa (MMD). Dalam program MMD tersebut, setidaknya 1.000 desa di Jawa Timur akan menjadi sasaran mahasiswa. Dimana program tersebut menjadi mata kuliah wajib yang diikuti mahasiswa angkatan 2019 hingga 2022.
Wakil Ketua Program MMD, Yusron Sugiarto STP MP MSc PhD mengatakan, MMD merupakan salah satu terobosan penyelesaian permasalahan bentrok antar fakultas. Dimana tak jarang dialami para mahasiswa dalam melakukan kegiatan pengmas.
“Dulu ada banyak jenis program Pengmas, seperti KKN Kebangsaan dan KKN Tematik. Pada saat di lapangan, ternyata lokasi kegiatan-kegiatan KKN banyak yang bentrok, sehingga mahasiswa rebutan program yang mereka laksanakan bersama-sama. Karena bentrok, akhirnya apa yang direncanakan tidak bisa berjalan,” seru Yusron.
Menurut Yusron, dari gambaran tersebut membuat pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UB. Berinisiatif mengintegrasikan kegiatan pengabdian masyarakat berfokus pada satu program, yakni MMD.
“Kegiatan ini mendapatkan bobot 4 SKS, dimana ketika mahasiswa sudah mengikuti KKN, maka tidak perlu mengikuti kegiatan MMD. Bisa pilih salah satu KKN atau MMD. Pada tahun 2023, semua kegiatan pengmas mahasiswa difokuskan ke dalam MMD,” terangnya.
Baca juga: UB Raih Pengajuan Paten Tertinggi Universitas Selama Pandemi
Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LPPM ini menjelaskan, saat ini kegiatan tersebut dikelola di bawah LPPM. Serta sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jawa Timur, seluruh Bupati di Jawa Timur, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendes dan Bakesbangpol.
Sementara itu, Ketua Program MMD 1.000 Desa, Dr Sujarwo SP MP menambahkan, pihaknya sudah mendapatkan lokasi 1.000 desa di Jatim. Dimana nantinya 14 ribu peserta itu akan dibagi, sehingga setiap desa akan diisi 14 mahasiswa dari lintas jurusan.