Dorong Aksesibilitas Website Kampus, DLD UB Dampingi Mahasiswa Disabilitas

DLD UB dampingi mahasiswa disabilitas dalam aksesibilitas website kampus. (ist) - Dorong Aksesibilitas Website Kampus, DLD UB Dampingi Mahasiswa Disabilitas
DLD UB dampingi mahasiswa disabilitas dalam aksesibilitas website kampus. (ist)

Malang, SERU.co.id – Sub Direktorat Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (DLD UB) mendorong dan melakukan pendampingan penyandang disabilitas dalam aksesbilitas website kampus UB. Pasalnya, apa yang ada di layar belum tentu terbaca oleh aplikasi penunjang yang biasa digunakan oleh penyandang disabilitas. Akses tersebut meliputi ketersediaan transkrip untuk video atau pemberian teks alternatif untuk foto.

Kepala Sub DLD UB, Zubaidah Ningsih AS PhD mengatakan, pihaknya memiliki layanan untuk aksesibilitas digital. Aksesibilitas digital ini pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran yang aksesibel untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa penyandang disabilitas dalam belajar.

Baca Lainnya
iklan hut malkot 109 pemkot malang
iklan hut malkot 109 perumda
DLD UB,Aksesibilitas Website Kampus,Website Kampus UB,Aksesibilitas Website Kampus UB,Website UB
DLD UB,Aksesibilitas Website Kampus,Website Kampus UB,Aksesibilitas Website Kampus UB,Website UB
DLD UB,Aksesibilitas Website Kampus,Website Kampus UB,Aksesibilitas Website Kampus UB,Website UB
iklan hut malkot 109 pemkot malang
iklan hut malkot 109 perumda
IklanHUTMalkot109UM
IklanHUTMalkot109IBU
IklanHUTMalkot109SERU
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow

“Sebenarnya gawai kita sudah difasilitasi untuk menyuarakan apa yang ada di layar. Terkadang yang jadi masalah di layar tidak bisa dibaca aplikasi. Contohnya foto tidak bisa terbaca, kecuali diberi alt text,” seru Zubaidah, sapaan akrabnya.

Oleh karena itu, pada Pelatihan Penyusunan Publikasi Informasi Melalui Web dan Media Sosial Ramah Difabel. Zubaidah menyampaikan kepada pengelola website dan medsos UB, ada foto, grafik, poster di website yang tidak bisa dibaca.

“Agar bisa terbaca penyandang tuna netra, harus ditambahkan narasi di dalamnya. Beda lagi, untuk penyandang tuli, video-video yang bersuara dilengkapi harus transkrip,” imbuhnya.

Baca juga: Lolos 71 Judul, Universitas Brawijaya Dapat Dana Penelitian Kemenristek Rp11,98 Miliar

Menurut Zubaidah, website UB secara keseluruhan sudah bagus memberikan informasi. Namun belum sempurna, sehingga perlu ditambahkan narasi, suara, transkrip dan lainnya.

“Website UB sudah terbaca (untuk penyandang disabilitas), tapi belum sempurna,” ucap dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini.

Aksesibilitas website untuk penyandang disabilitas, kebanyakan disyaratkan untuk akreditasi internasional.

“Kalau kita mengakseskan semua informasi itu adalah upaya penjaminan layanan UB berstandar internasional,” tegasnya.

Baca juga: Universitas Brawijaya Kukuhkan Prof Wahib dan Prof Rudianto

Disampaikannya, aksesibilitas digital merupakan sebuah usaha untuk membuat dokumen digital. Seperti Word, PDF, Power Point, maupun video, menjadi lebih aksesibel bagi pengguna disabilitas.

Sedangkan akomodasi pembelajaran merupakan langkah diferensiasi untuk memberikan kesempatan mahasiswa disabilitas, agar dapat belajar secara optimal dan mandiri. Layanan akomodasi pembelajaran dapat berupa duplikasi, modifikasi, subtitusi dan omisi. (rhd)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *