Usung Tema: Batik Anatomi dari Warisan Indonesia ke Warisan Budaya Manusia
Kota Malang, SERU.co.id – Meski menjadi calon dokter, tak menutup kemungkinan untuk berwirausaha sejak kuliah. Seperti dibuktikan 18 kelompok mahasiswa semester 3 prodi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB), yang unjuk diri memamerkan karya batik “Anatomical Batik from Indonesia Heritage to The Humanity Heritage” di Graha Medika FK-UB lantai 2, selama 2 hari, Kamis-Jumat (28-29/11/2019).
“Mahasiswa FK-UB bukan hanya pintar akademik, namun juga dituntut memiliki soft skill lainnya. Sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa kedokteran, dan mahasiswa fakultas lainnya. Tiap tahun kami mewajibkan mahasiswa semester 3 untuk menggali ide Enterpreneurship. Tahun ini mengusung konsep batik,” jelas Dekan FK UB, Dr dr Wisnu Barlianto, MSi, Med,Sp A (K), kepada SERU.co.id.

dr Wisnu menambahkan, hasil karya batik mahasiswa dilombakan dengan beberapa elemen penilaian, termasuk minat masyarakat untuk membeli karya mereka.
“Beberapa diantaranya mengakui, sudah ada yang memesan batik dengan motif karya yang dipamerkan. Untuk saat ini dipamerkan, besok (Jumat) diperjualbelikan dan dilelang. Hasilnya, 25 persen keuntungan disumbangkan untuk Sahabat Kanker Anak,” jelas Wisnu.
Tak hanya berhenti di ajang pameran, beberapa motif batik tersebut akan digandeng Badan Pengelola Usaha (BPU) UB untuk dikembangkan dalam Batik Nusantara (Batara), badan usaha jenis batik milik UB.
“Batik motif anatomi ini akan melengkapi koleksi Batara UB. Selama ini beberapa karya batik dari dosen dan mahasiswa UB sudah ada disana. Dimana beberapa motif karyanya sudah dijual bebas, melalui para pengusaha batik dengan trademark Batara UB,” jelas Ketua Batara UB, Dr Sihabudin, SH, MH.
Mantan Wakil Rektor 2 UB periode sebelumnya ini mengapresiasi beragam karya mahasiswa FK-UB yang mengusung motif yang unik dari yang pernah ada. Hal ini menunjukkan, selain pintar akademik, mereka memiliki potensi mengembangkan wirausaha.
“Ada banyak keuntungan yang bisa dikembangkan mahasiswa FK-UB. Seperti penyediaan souvernir, seragam, dan lainnya yang menggunakan kain batik. Setidaknya bisa membantu UKT mahasiswa sendiri,” tandasnya.
Doctic (kedokteran batik), merupakan salah satu karya yang cukup menarik perhatian. Mengusung batik model belung (tulang, red) dan jenggama (organel sel, red). Belung dengan warna coklat dasaran hitam, memiliki kesan ketegasan, keabadian, kekokohan, serta kelembutan sebuah kepemimpinan. Sementara jenggama dengan warna biru, memiliki kesan ketenangan suatu sikap yang dimiliki pemimpin.
“Target marketnya seorang pimpinan yang cukup umur. Motif belung untuk pemimpin berusia dewasa atau tua. Sedangkan motif jenggama untuk beragam generasi sebagaimana 3 motif organel sel, yaitu mitokondria, badan golgi, dan sentriol. Harganya Rp 499 ribu untuk selembar kain batik berukuran 2 kali 1,15 meter. Sudah kami promosikan di Instagram,” terang Dewi Permata Sari, diamini rekan-rekannya. (rhd)