Asah Keterampilan Warga Kayutangan Dengan Pelatihan Batik

Warga Kayutangan saat proses mencanting batik. (ist) - Asah Keterampilan Warga Kayutangan Dengan Pelatihan Batik
Warga Kayutangan saat proses mencanting batik. (ist)

Malang, SERU.co.id – Warga di sekitar Kawasan Kayutangan Heritage beramai-ramai ikuti pelatihan membatik. Selain untuk mengasah ketrampilan warga,  event ini juga merupakan rangkaian untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang tahun ini yang akan jatuh pada 1 April mendatang.

Lurah Kayutangan, Agus Hartono menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengasah ketrampilan masyarakat khususnya membatik dan memberikan ruang gerak khususnya warga Kauman.  Sebanyak 35 peserta merupakan perwakilan dari masing-masing Rukun Warga (RW).

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini untuk memberikan rangsangan yang melibatkan semua RW (Rukun Warga), ada 7 RW, masing-masing mengirimkan 5 orang, total 35 ditambah warga yang ingin belajar batik,” seru Lurah Kayutangan, Agus Hartono.

Anak-anak  juga dilibatkan membantu memperagakan karya. Ibu-ibu juga membuat kue sehingga memunculkan potensi setiap warganya. Diharap dapat menggiatkan kembali perekonomian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) warga yang lama berhenti karena situasi pandemi.

“Bonusnya menjadi wisata tersendiri dengan memajukan Kayutangan, selain wisata makan dan kuliner juga ada batik,” tambahnya.

Disinggung mengenai anggaran, Agus Hartono menjelaskan, ada beberapa bahan seperti lilin untuk membatik yang disediakan. Sedangkan lainnya subsidi pribadi warga, atas kesadaran dan tanggap bahwa event ini berkarakter wawasan.

Sementara itu, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayutangan, Mila menambahkan pihaknya berkolaborasi untuk memeriahkan dan mendukung rangkaian HUT Malang tahun ini. Beberapa anggota pokdarwis, sebelumnya sudah dilatih Diskopindag membuat batik, sehingga event ini adalah keberlanjutan mengolah kain batik menjadi modifikasi lainnya seperti sarung bantal, taplak, sapu tangan, dll.

“Proses membuat batik sudah lama, sering kali pelatihan dengan Diskopindag. Warga leluasa dengan waktunya, jadi tidak hanya diajarkan batik sekali terus selesai tapi bisa berkelanjutan,” imbuh Mila.

Motif batik khas Kayutangan yang selama ini menjadi ciri khas yakni motif Talun atau kepala kijang dan bangunan rumah seperti batur,  lantai dan teralis. Dirinya berharap Kayutangan memiliki motif khusus agar menjadi ikon batik khusus di wilayah ini.

“Ingin punya motif khas Kayutangan, bisa jadi untuk seragam, taplak ataupun oleh-oleh jadi motifnya bisa sama,” harapnya.

Dijumpai di lokasi yang sama, Kepala Diskopindag Kota Malang, Syailendra menyatakan event ini untuk menggiatkan kembali aktifitas ekonomi di Kayutangan. Memunculkan giat UMKM yang berpotensi menjadi daya tarik Kayutangan.

“Harapannya tidak hanya bangunan bagus tapi bisa meningkatkan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia).  Setelah PPKM (Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) reda, level 2 , sehingga aktifitas seperti ini bisa berjalan, jelas Syailendra.

Syailendra menambahkan, pihaknya telah memfasilitasi warga untuk terus berkreasi dengan memberikan ruang sehingga momen ini dapat dimanfaatkan warga untuk terus mengembangkan SDM. Diskopindag juga bersinergi dengan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Disporapar) Kota Malang untuk mengembangkan destinasi wisata Kayutangan Heritage.

“Sinergi Disporapar mengenai destinasi kampung yang  lebih bagus bagaimana, nah kami dari sisi pemberdayaan UKM dan ekonominya,” jelasnya. (ws4/ono)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait