Pemkot Malang Gencarkan Pasar Murah Jelang Nataru, Tersedia 6.000 Paket Sembako Bersubsidi

Pemkot Malang Gencarkan Pasar Murah Jelang Nataru, Tersedia 6.000 Paket Sembako Bersubsidi
Wali Kota Malang meninjau pelaksanaan Pasar Murah di lapangan Kelurahan Merjosari. (bas)

Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggencarkan program Pasar Murah Mbois Berkelas menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pihaknya menyediakan 6.000 paket sembako bersubsidi bagi warga.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, Kecamatan Lowokwaru menjadi lokasi pertama pelaksanaan pasar murah tersebut. Setiap kecamatan mendapat alokasi 1.200 paket sembako, berisi beras, minyak goreng, gula, dan bawang putih.

Bacaan Lainnya

“Totalnya ada 6.000 paket. Antusias masyarakat sangat tinggi dan antreannya cukup panjang, karena harganya murah,” seru Wahyu, saat meninjau pelaksanaan Pasar Murah di lapangan Kelurahan Merjosari, Selasa (18/11/2025).

Pemkot Malang Gencarkan Pasar Murah Jelang Nataru, Tersedia 6.000 Paket Sembako Bersubsidi
Pelaksanaan program Pasar Murah menyedot antusias warga. (bas)

Ia menjelaskan, program ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menekan harga bahan pokok yang biasanya naik menjelang Nataru. Selain itu, Pemkot Malang akan melakukan berbagai intervensi dan kerja sama antardaerah untuk memenuhi pasokan pangan dengan harga terjangkau.

“Mendekati Nataru, kecenderungannya harga selalu naik. Kami bekerja sama dengan daerah lain, membeli bahan pokok yang lebih murah di sana untuk kemudian dijual di Kota Malang dengan harga lebih murah,” ungkapnya.

Setelah Lowokwaru, pasar murah akan berlanjut ke Kecamatan Blimbing dan kecamatan lainnya hingga lima titik. Total anggaran yang disiapkan untuk program ini mencapai sekitar Rp1 miliar.

“Kami juga akan mempertimbangkan kemungkinan mengadakan program ini di dekat pasar. Diharapkan, dapat mengendalikan harga pangan, sama seperti program tahun lalu,” jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, mengatakan pasar murah ini merupakan program rutin Pemkot Malang. Tidak dapat dipungkiri, menjelang Nataru selalu terjadi kenaikan harga, sehingga perlu intervensi pemerintah untuk menekan kenaikan harga.

“Semua paket sembako disubsidi oleh pemerintah daerah. Harga normal Rp200 ribu, disubsidi 50 persen sehingga masyarakat hanya membayar Rp100 ribu,” terangnya.

Menurutnya, sejumlah komoditas seperti beras, gula, minyak goreng dan bawang putih memang menunjukkan tren kenaikan harga di pasaran. Oleh karena itu, pasar murah digelar lebih awal sebagai langkah pengendalian.

“Kami ingin menjaga, supaya lonjakan harga tidak terlalu signifikan. Intervensi pemerintah sangat penting, terutama menjelang Nataru,” tambahnya.

Diskopindag berencana berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk menggelar pasar murah lanjutan di bulan Desember. Selain itu, Eko memastikan, ketersediaan stok pangan, khususnya beras, masih mencukupi untuk kebutuhan Kota Malang hingga akhir tahun, meski perlu upaya pengendalian harga.

Pelaksanaan Pasar Murah di lapangan Merjosari mendapatkan tanggapan positif dari warga sekitar. Salah satu warga Dinoyo, Siti Rodiyah mengaku sangat antusias datang, meski harus meluangkan waktu dari kesibukannya di rumah.

“Alhamdulillah senang, karena harganya murah. Tadi saya beli paket sembako harganya cuma Rp100.000, ini cukup membantu untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari,” ujarnya.

Senada, warga lainnya, Nurhayati mengutarakan rasa syukurnya. Ia pun merinci harga sembako pada umumnya dan berharap Pasar Murah bisa digelar sesering mungkin.

“Alhamdulillah seneng sekali. Kan kalau beras yang 5 kg Rp76.000, gula 1 kg Rp18.000, minyak 1 kg Rp17.000, belum yang lainnya. Kalau ditotal semua ini lebih dari seratus ribu, tapi di sini lebih murah,” pungkasnya. (bas/rhd)

 

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim