Batu, SERU.co.id – Sebanyak 100 tenaga relawan ambulans dan petugas paramedis dari ambulans rumah sakit dan Puskesmas mengikuti praktek pertolongan dengan menggunakan SOP Ambulance Protocol. Kegiatan ini berlangsung di ruangan Balai Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Sabtu (4/10/2025).
Dokter Spesialis Emergency Medical dari RS Karsa Husada Batu, Dr. Putra Agung Sp.EM mengatakan, Ambulance protocol adalah serangkaian standar prosedur operasional (SOP) dan pedoman yang harus diikuti oleh petugas ambulans dan layanan medis darurat. Untuk memberikan perawatan yang cepat, aman, dan efektif kepada pasien dalam situasi gawat darurat.

“Pelatihan Ambulance Protocol ini diberikan kepada relawan dan rumah sakit yang memiliki operasional ambulans yang tujuannya adalah untuk mengurangi sistem delay, yakni Patiens delay. Patiens delay sendiri adalah kondisi di mana pasien tidak mengenali kondisi bahayanya atau pasien ini enggan untuk berangkat untuk mendapatkan pertolongan karena berbagai faktor,” serunya.
Lebih lanjut dijelaskan dokter Putra, kendala yang terjadi di lapangan antara lain karena ambulans yang tidak terjangkau. Sehingga keberadaan relawan ambulans ini sangat berperan untuk mengurangi resiko ketidak terjangkauan ambulans di masyarakat.
“Dengan adanya relawan ambulans ini bagaimana secepatnya pasien ini dapat dibawa ke rumah sakit dengan penanganan yang tepat. Meskipun para relawan ambulans belum memiliki keterampilan seperti seorang dokter atau perawat, untuk itulah pelatihan dasar ini kita berikan,” ungkapnya.
Beberapa kondisi yang kerap dihadapi oleh para relawan penolong, menurut dokter Putra, antara lain relawan menemukan pasien dengan kondisi henti jantung maupun kasus peredaran darah akibat kecelakaan. Kasus yang kerap dihadapi lainnya adalah kasus tersumbatnya jalan nafas dan bagaimana caranya evakuasi.
“Bagaimana caranya evakuasi dengan alat maupun tanpa alat ini langsung kita simulasikan di latihan ini. Karena biasanya cara evakuasi ini yang sering diabaikan,” imbuhnya.
Dengan penanganan yang tepat, tambah dokter Putra, permasalahan delay ini dapat teratasi, termasuk akibat dari kemacetan di jalan. Hospital Delay juga disebut sangat mempengaruhi keselamatan pasien. Untuk itu para relawan perlu mengetahui rumah sakit terdekat mana yang memungkinkan dan memiliki sarana kebutuhan bagi pasien untuk menyelamatkan nyawanya.
“Harapannya delay-delay yang ada di dalam sistem ini kedepan bisa teratasi. Relawan harus tahu apa yang dibutuhkan di pasien. Meskipun ada rumah sakit terdekat, namun bila fasilitas di sana tidak memadai, mau tidak mau pasien dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap,” pungkasnya. (dik/mzm)