Kebagian Penerima MBG Siswa TK dan PAUD, SPPG Ini Berupaya Penuhi Selera Anak-Anak

Kebagian Penerima MBG Siswa TK dan PAUD, SPPG Ini Berupaya Penuhi Selera Anak-Anak
Ilustrasi anak-anak TK PAUD menikmati Makan Bergizi Gratis. (ist)

Malang, SERU.co.id – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Malang Pakis Mangliawan memiliki tantangan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan Makanan Bergizi Gratis (MBG). Bagaimana tidak, SPPG Malang Pakis Mangliawan ini juga kebagian penerima MBG untuk sejumlah sekolah TK dan PAUD.

Kepala SPPG Malang Pakis Mangliawan, Salsabila Naura Mawaddah kepada SERU.co.id mengatakan, pihaknya bertanggung jawab untuk membuat dan mendistribusikan MBG sebanyak 29 titik sekolah. Jumlah makanan yang harus disiapkan sebanyak 3000 lebih porsi. Kebanyakan sekolah yang dikirim adalah PAUD dan TK yang ada di seputaran Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Bacaan Lainnya

“Tantangan utamanya adalah sayur. Kami harus membuat sayur yang disukai anak-anak,” seru Salsa, sapaannya.

Salsa menyebutkan, pihaknya selalu melakukan konsultasi dengan para guru untuk menentukan menu MBG untuk anak-anak seusia PAUD/ TK. Untuk memastikan jumlah yang akan dikirim selama seminggu kedepan, tim SPPG harus mengumpulkan data setiap akhir pekan.

“Ada PAUD yang masuknya dalam satu minggu cuma di hari tertentu saja. Oleh karena itu kami setiap akhir pekan harus mengumpulkan data,” ungkapnya.

Untuk menentukan makanan ini, dirinya juga harus berkonsultasi dengan ahli gizi dan akuntan yang ada di dalam SPPG. Salah satunya adalah untuk menentukan gramasi yang tepat. Sebagai bahan evaluasi, dirinya juga harus melihat setiap piring MBG yang dikembalikan ke SPPG.

“Kalau sayur dan lauknya habis, berarti anak-anak suka, begitu juga sebaliknya,” tutur Kepala SPPG Malang Pakis Mangliawan.

Sementara itu, untuk mengolah makanan, dirinya dibantu oleh 47 karyawan dapur, termasuk 3 orang yang menjadi staff dari Badan Gizi Nasional (BGN). Salah satu cara agar siswa tidak bosan dengan menu, yakni mengganti menu nasi dengan mie Ayam.

“Kalau Mie ayam masih termasuk makanan lokal lah, jadi masih bisa,” pungkasnya. (dik/ono)

 

disclaimer

Pos terkait