Barikan Anak Nusantara: Merawat Moderasi Menyemai Damai di Kota Malang

Barikan Anak Nusantara: Merawat Moderasi Menyemai Damai di Kota Malang
Ketua DPRD Kota Malang turut membuka acara Barikan Anak Nusantara ke-4. (Seru.co.id/bas)

Malang, SERU.co.id – Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Malang kembali menggelar acara Barikan Anak Nusantara yang ke-4. Momentum ini menjadi sarana merawat moderasi dengan menyemai nilai-nilai perdamaian di Kota Malang.

Sekretaris Jenderal FKAUB Malang, Pendeta David Tobing mengungkapkan, kegiatan tahunan ini diadakan sejak 2022 mengusung semangat kebhinekaan. Barikan Anak Nusantara melibatkan sekitar 530 anak dari berbagai jenjang sekolah dan latar belakang agama se-Malang Raya dalam satu panggung kebersamaan.

Bacaan Lainnya

“Acara ini menjadi bentuk konkret pendidikan toleransi dan moderasi beragama sejak dini. Semua penggerak acara ini adalah anak-anak, mulai dari MC, penari, hingga pendoa,” seru David, saat acara berlangsung di Alun-alun Merdeka Malang, Sabtu (16/8/2025) sore.

Anak-anak bersiap untuk saling bertukar kue. (Seru.co.id/bas)
Anak-anak bersiap untuk saling bertukar kue. (Seru.co.id/bas)

FKAUB Malang ingin memperlihatkan bahwa perbedaan itu indah dan harus dirawat. Tahun ini, Barikan Anak Nusantara mengangkat tema ‘Merawat Moderasi, Mewujudkan Kedamaian Nusantara’.

“Tema ini lahir dari keprihatinan terhadap ketegangan antarumat beragama di sejumlah wilayah Indonesia menjelang akhir tahun. Kami ingin mengirimkan pesan damai dari Kota Malang, bahwa di sini, perbedaan bisa bersatu dalam keharmonisan,” ungkapnya.

Kegiatan ini diawali dengan doa bersama dari tujuh agama dan kepercayaan, yaitu Islam, Konghucu, Hindu, Buddha, Katolik dan Penghayat Kepercayaan. Menariknya, semua doa dipanjatkan oleh anak-anak sebagai bentuk harapan untuk masa depan yang lebih baik menuju Indononesia Emas 2045.

“Barikan adalah budaya bangsa. Hanya Indonesia yang punya tradisi ini, sehingga kami padukan dengan konsep pendidikan anak dan keberagaman Nusantara,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa acara ini telah menjadi ikon khas Kota Malang yang tak dimiliki daerah lain. Barikan Anak Nusantara tidak hanya menjadi simbol budaya dan spiritualitas. Tapi juga menjadi ruang perjumpaan lintas iman dan generasi untuk merawat Indonesia yang damai, inklusif dan bersatu dalam perbedaan.

baca juga: FKAUB-Matos Doa Bersama Lintas Agama Rayakan Imlek 2025 ‘Wise of Wooden Snake’

Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita menyampaikan, apresiasi atas terselenggaranya Barikan Anak Nusantara Ke-4. Dalam kesempatan tersebut, ia turut hadir menyambut anak-anak serta memotong tumpeng sebagai bentuk ungkapan syukur.

“Saya sangat terharu dan bangga melihat anak-anak terlibat dalam kegiatan yang sarat nilai kebangsaan dan keberagaman. Sebagai orang dewasa, kita juga belajar pentingnya menanamkan nilai toleransi kepada generasi penerus bangsa sejak dini,” ujarnya.

Perempuan yang akrab disapa Mia itu juga menyoroti pentingnya membumikan kembali lagu-lagu perjuangan. Menurutnya, hal itu harus dilakukan tidak hanya saat menyambut momentum tertentu. Ia mengajak semua pihak melantunkan dan merenungkan makna lagu perjuangan untuk memaknai HUT ke-80 RI.

“Tadi saya ikut menyanyi dan merasa kembali ke masa sekolah. Ini momen penting, agar anak-anak juga bisa merasakan semangat nasionalisme dan kemerdekaan yang sesungguhnya,” katanya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap anak-anak, DPRD Kota Malang akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Baik terkait penyelenggaraan kegiatan anak maupun dalam merumuskan kebijakan ramah anak.

“Kota Malang telah mendapatkan predikat Kota Layak Anak. Ini harus terus kita jaga dan tingkatkan, karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa,” pungkasnya.

Terakhir, Mia berpesan, adanya suatu perbedaan memang tidak dapat dihindari. Tapi keunikan itu bisa dimaknai sebagai kekayaan bangsa yang mampu menyatukan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan. (bas/mzm)

disclaimer

Pos terkait