Sumenep, SERU.co.id – Pamor Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memang tak bisa diremehkan lagi dalam panggung politik maupun dalam meretas kebijakan ekonomi kreatif dan menggebrak dengan kuatan budaya lokal Sumenep.
Politisi muda PDIP Sumenep ini piawai dalam meracik kebijakan akseleratif dalam menggenjot laju ekonomi kreatif dengan memperkuat branding pariwisata lokal. Tak heran jika di bawah polesan tangan dingin Bupati Fauzi, telah menorehkan prestasi dengan tembusnya Festival Musik Tong-Tong dalam Daftar kalender Event Nasional KEN 2026.
Meski sudah 2 kali masuk Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 dan 2026, tidak lantas membuat Fauzi berpuas diri. Karena untuk tembus event nasional, butuh waktu 4 Tahun Festival Musik Tong-Tong itu digelar secara konsisten di Sumenep.
Bahkan Bupati Fauzi sempat dikritik oleh pegiat media atau tiktoker Sumenep diantaranya akun Tiktok Mana-Mana. Dia tegas menjuluki Fauzi sebagai Bupati Tongtong yang sangat viral waktu itu. Lantas Apa sikap Bupati Marah? Ternyata justru kritik itu malah diapresiasi.
“Karena untuk mencetuskan sejarah pasti ada kerikil yang merintangi. Bagi Fauzi itu malah jadi pelecut untuk melahirkan karya yang lebih hebat. Kemajuan daerah tak bisa ditawar lagi. Sudah waktunya Sumenep bangkit menuju kejayaan,” serunya.
Dengan menorehkan prestasi membanggakan di kancah pariwisata nasional, bukti nyata Fauzi tidak main-main dalam merancang kebijakan prestisius. Potensi budaya seperti Festival Tong-Tong bukan hanya hiburan rakyat. Melainkan dipoles jadi daya tarik wisata untuk menggerakan ekonomi kreatif.
Bupati Sumenep ini pun mengapresiasi atas pengakuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut. Fauzi menyebut, Festival Musik Tong-Tong saat ini menjadi satu-satunya event dari Pulau Madura yang berhasil menembus KEN 2026.
“Ini bukan sekadar masuk daftar KEN, melainkan telah menempatkan Musik Tong-Tong dalam level yang sejajar dengan perayaan budaya besar lainnya di Jawa Timur. Festival Musik Tong-Tong telah sejajar dengan event yang sangat dikenal di tingkat nasional, yaitu Festival Gandrung Sewu dari Banyuwangi. Ini menegaskan kedudukan budaya Madura di mata nasional,” akunya bangga.
Dengan kembali terdaftarnya Festival Musik Tong-Tong dalam KEN 2026, Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lokal akan semakin terangkat. Diharapkan dapat memperkuat promosi daerah dan menarik lebih banyak kunjungan wisatawan.
Hal senada disampaikan Kadisbudporapar Sumenep, Moh. Iksan. Bahwa Festival Musik Tong-Tong memang dirancang sebagai ajang kolaborasi antara budaya, ekonomi kreatif dan dunia pariwisata.
Menurutnya, pengakuan nasional dapat memperluas jejaring promosi dan membuka peluang investasi di sektor pariwisata Sumenep. Ini lokomotif ekonomi lokal yang mampu menggerakkan UMKM, kuliner tradisional, dan industri kreatif lainnya.
“Misi kami, tiap festival mampu menghadirkan multiplier effect bagi masyarakat. Ketika wisatawan datang ekonomi lokal berputar, produk-produk unggulan terjual, dan identitas daerah semakin kuat,” ujarnya. (edo/mzm)








