Malang, SERU.co.id – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) memperkuat upaya perlindungan bagi pelanggannya dari serangan digital dan penipuan. Melalui teknologi kecerdasan artifisial tertanam di jaringan, fitur Anti-Spam dan Anti-Scam bekerja otomatis tanpa aplikasi tambahan. Sistem ini telah memblokir lebih dari 200 juta panggilan berisiko dan memberikan peringatan terhadap 90 juta pesan mencurigakan.
Director and Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Bilal Khazmi mengatakan, rata-rata 11,5 juta pelanggan per bulan terlindungi dari kemungkinan menjadi korban penipuan digital.
“Inovasi ini menjadi bagian dari program AIvolusi5G. Sistem ini bekerja tanpa aplikasi tambahan, menyaring ancaman langsung di tingkat jaringan. Jadi pelanggan tak perlu perangkat khusus untuk menikmati perlindungan,” seru Bilal, Senin (24/11/2025).
Laporan GASA State of Scams in Indonesia 2025 mencatat 66 persen orang dewasa pernah mengalami percobaan penipuan dalam setahun terakhir. Dari angka tersebut, 14 persen benar-benar kehilangan uang, dengan total kerugian mencapai Rp49 triliun. Selain kerugian finansial, lebih dari separuh korban mengaku mengalami stres akibat kejahatan tersebut.
Bilal menegaskan, teknologi ini dibangun dengan tujuan mulia. Yakni membuat pelanggan dari berbagai usia dapat menjelajahi dunia digital dengan rasa aman.
“Dengan konektivitas andal, produk terjangkau dan perlindungan kuat. Kami ingin menghadirkan pengalaman digital kelas dunia yang benar-benar memberdayakan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Data internal Indosat menunjukkan, lebih dari 290 juta panggilan spam terdeteksi di jaringan VoLTE. Jika dihitung secara keseluruhan, jumlah panggilan dan SMS scam/spam yang teridentifikasi telah melampaui 500 juta. Selain itu, 145 juta pesan yang terindikasi scam telah ditandai, termasuk 110 juta pesan penipuan langsung.
“Meskipun belum seluruhnya memblokir konten berbahaya, fitur ini terbukti efektif. Khususnya sebagai early-warning system yang memotong risiko sebelum pelanggan terjerat. Notifikasi peringatan membantu pengguna mengambil langkah pencegahan lebih cepat dan meningkatkan kewaspadaan digital di kalangan masyarakat,” tambah Bilal.
Indosat menekankan, perlindungan digital tidak cukup mengandalkan teknologi canggih. Prinsip Zero Trust menjadi pedoman dalam mengedukasi masyarakat. Mendorong pengguna tetap waspada terhadap pesan, tautan, maupun panggilan yang tampak mencurigakan.
“Indosat menghadirkan fitur AI ini dalam berbagai bentuk layanan. Di IM3, teknologi ini tersedia sebagai SATSPAM, dengan dua varian. SATSPAM BASIC otomatis aktif untuk semua pengguna prabayar dengan paket data. Kemudian SATSPAM+ mampu mendeteksi tautan berbahaya,” urainya.
Sementara itu, pelanggan Tri mendapatkan perlindungan melalui TRI AI: AntiSpam/Scam. Sebuah skstem penanda visual tiga warna, toska (aman), kuning (tidak dikenal) dan merah (berisiko). (aan/mzm)








