Malang, SERU.co.id – Di balik toga dan senyum bahagia di panggung wisuda Universitas Brawijaya (UB), tersimpan kisah luar biasa dari Try Bhuwaneswari. Perempuan yang akrab disapa Annes itu dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,94. Berawal dari buruh kacip mente, Annes membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang meraih cita-cita besar.
Annes bercerita, sejak kecil, hidupnya jauh dari kata mudah. Ayahnya meninggal saat ia berusia sembilan tahun. Meninggalkan tanggung jawab besar bagi keluarga kecilnya untuk bertahan hidup.
“Saya bukan berasal dari keluarga berkecukupan. Sejak ayah meninggal, kami berjuang bersama agar bisa terus bertahan,” seru Annes mengenang kisah tersebut.
Perjuangan itu membentuk karakter tangguh dalam diri Annes. Di bangku SMP, ia tinggal bersama kakaknya di Tulungagung karena hanya sang kakak yang mampu membiayai sekolahnya. Saat SMA di Kediri, Annes kembali ke rumah ibunya dan mulai bekerja sambil belajar.
“Saya menjadi buruh kacip mente dan memberi les privat kepada anak-anak di sekitar rumah. Pekerjaan itu berat, tapi saya tahu hanya pendidikan yang bisa mengubah hidup saya,” ujarnya dengan senyum tipis.
Keteguhan itu terbayar lunas. Dalam wisuda Universitas Brawijaya Periode IV, Minggu (12/10/2025), Annes dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik Universitas. Ia berhasil memperoleh IPK 3,94 dan lama studi 3 tahun 10 bulan. Bersama 820 wisudawan lainnya, ia berdiri di panggung sebagai bukti nyata bahwa kerja keras tidak pernah sia-sia.
“Awalnya saya ingin kuliah di bidang pendidikan karena sudah terbiasa menjadi guru les. Tapi setelah masuk dunia teknologi, saya justru jatuh cinta,” tuturnya.
Annes mengaku, ia sempat kesulitan mengikuti ritme perkuliahan yang padat dan berbeda dari ekspektasi. Namun ia memilih untuk tidak menyerah.
“Butuh waktu hampir empat tahun untuk benar-benar bisa menikmati dunia baru ini. Tapi saya belajar satu hal, selama kita mau berproses, hasilnya akan mengikuti,” tambahnya.
Kini, Annes telah bekerja di bidang yang relevan dengan jurusannya. Ia juga membawa satu prinsip hidup yang menjadi arah langkahnya ke depan. Yakni mencapai kebebasan finansial.
“Cita-cita saya sederhana, saya ingin anak-anak saya nanti tidak merasakan kesulitan seperti yang saya alami,” ujarnya mantap. (aan/mzm)