Malang, SERU.co.id – Menempuh studi S2 dan S3 dalam waktu hanya empat tahun mungkin sudah terdengar luar biasa. Namun, capaian Dr. Muhammad Hermawan Widyananda, alumni Biologi Universitas Brawijaya (UB), melampaui itu semua. Ia resmi dikukuhkan sebagai doktor dengan IPK 4,00 sekaligus mencatatkan 53 publikasi internasional di berbagai jurnal bereputasi.
Dari jumlah itu, 13 artikelnya terbit di jurnal terindeks Q1, 10 artikel di Q2, sementara sisanya Q3. Bahkan, H-indeks Scopus Hermawan kini telah mencapai 18. Sebuah angka yang sangat jarang dicapai peneliti seusianya.
“Yang pasti senang dan lega. Untuk S3 di Biologi ada 10 ujian sidang. Semuanya harus bernilai A agar bisa dapat IPK sempurna,” seru Hermawan dengan senyum lega.
Perjalanan akademiknya tak lepas dari dukungan Rektor UB, Prof. Widodo sang rektor menilai, Hermawan memiliki potensi besar sebagai peneliti.
“Selain memberi motivasi, beliau juga menyediakan fasilitas riset dan pendanaan. Itu yang membuat saya semakin produktif,” kata Hermawan.
Ia juga menekankan pentingnya lingkungan laboratorium. Menurutnya, Lab Biomol UB, ekosistem riset dibangun sangat suportif.
“Jadi ke lab itu tidak stres. Dengan tujuan yang jelas dan lingkungan yang sehat, semua orang bisa menghasilkan publikasi berkualitas,” tambahnya.
Salah satu riset paling berkesan adalah pengembangan kombinasi tiga herbal sebagai antikanker payudara. Penelitian itu tidak mudah, penuh kegagalan, namun akhirnya membuahkan hasil.
“Di balik ribuan kegagalan, ada satu keberhasilan. Dan keberhasilan itulah yang membawa kami ke jurnal internasional,” kenangnya.
Hasil riset mengenai Boesenbergia rotunda (temu kunci) sebagai anti-kanker payudara dipublikasikan di Wiley pada 2022. Ia juga sempat riset enam bulan di Jepang. Menghasilkan publikasi di jurnal Molecules (2025) tentang potensi temu kunci sebagai anti-inflamasi dan anti-obesitas.
Baca juga: A: Jalin Kerjasama, BPJS Ketenagakerjaan Lindungi Mahasiswa Pendidikan Profesi Kedokteran UB
Kini, Hermawan melanjutkan kiprahnya sebagai Research Fellow di Pusat Studi Biosistem DRPM UB, posisi setara postdoctoral fellow. Ia menargetkan publikasi di jurnal papan atas dunia.
“Syukur-syukur nanti bisa publish di Nature. Itu akan ikut mengangkat nama UB juga,” katanya penuh semangat.
Bagi mahasiswa pascasarjana, Hermawan berpesan, tetap berjuang meski riset seringkali menemui jalan terjal.
“Mungkin penelitian ada pasang-surutnya. Kalau sedang surut, boleh istirahat sebentar. Tapi jangan lama-lama. Jalani hubungan yang baik dengan pembimbing, nikmati proses, dan jangan lupa menikmati hidup,” ucapnya.
Di akhir, ia menyampaikan, terima kasih kepada para pembimbing dan pihak yang telah mendukung.
“Saya ingin ucapkan terima kasih kepada Prof. Widodo dan para pembina lab. Tanpa mereka, capaian ini tidak mungkin terwujud,” pungkasnya. (aan/mzm)