Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bergerak cepat menangani ambrolnya fondasi Jembatan Sonokembang di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing. Wali Kota Malang memerintahkan DPUPRPKP segera melakukan pembongkaran atau perbaikan dan ditargetkan Desember rampung, menggunakan sumber dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, ambrolnya Jembatan Sonokembang Jumat (10/10/2025) sore, akibat tingginya intensitas hujan. Selain itu, adanya pohon tumbang, timbunan sampah, sedimen dan angin kencang turut menyebabkan kerusakan.
“Hari ini kita bongkar dulu fondasi yang ambrol, supaya aliran air lancar dan tidak menahan beban jembatan. Pembongkaran harus dilakukan, agar tidak menimbulkan bahaya saat hujan deras,” seru Wahyu, usai meninjau kondisi jembatan, Sabtu (11/10/2025).
Alumni Perencanaan Wilayah dan Tata Kota dari ITN itu menjelaskan, konstruksi jembatan memiliki dua fondasi, yakni lama dan baru. Dua fondasi yang tidak terhubung sempurna diduga menjadi penyebab utama ambrolnya fondasi jembatan.
“Yang ambrol ini fondasi baru hasil pelebaran tahun 1998. Akibat keduanya tidak nyambung betul, karena beban kendaraan juga besar, fondasi baru tidak kuat menahan tekanan air saat hujan,” terangnya.
Ia menambahkan, Jembatan Sonokembang merupakan salah satu akses vital dengan volume lalu lintas tinggi, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Karena itu, penanganan darurat akan diprioritaskan dengan sumber dana dari Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Kami minta Dinas PUPRPKP segera hitung dan kaji. Kalau waktu efektif tinggal dua bulan, harus ada skenario lain. Bisa jadi sementara kita pasang penopang dulu, baru pembangunan permanen di 2026,” ujarnya.
Wahyu juga mengingatkan warga untuk tidak melintasi jembatan tersebut sementara waktu. Melihat kondisi jembatan saat ini, telah dipasang rambu-rambu, karena berisiko tinggi.
“Sudah dipasang rambu-rambu. Tapi tadi masih ada warga yang coba lewat. Saya imbau jangan dulu, ini berbahaya,” tegasnya.
Kepala Dinas PUPRPKP Kota Malang, Dandung Julhardjanto menyebut, hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan struktur jembatan sudah kritis. Sebagian girder (balok di antara dua penyangga, red) di sisi selatan bahkan sudah melengkung dan kehilangan penopang tanah.
“Untuk sisi selatan itu sudah ngawang, penopangnya hanya tanah. Dari tiga girder di bawah, semuanya sudah melengkung, bahkan sisi timur mulai retak. Ini sangat berbahaya,” jelasnya.
Atas dasar itu, pihaknya akan segera melaporkan hasil pemeriksaan ke Wali Kota Malang dan mengusulkan pembongkaran total. Tindakan ini dinilai lebih aman dibandingkan penanganan sementara.
Baca juga: Jembatan KH Malik Dalam Diperlebar Dua Arah, Wali Kota Malang Optimis Urai Kemacetan
“Kalau diperbaiki sementara tidak mungkin, harus dibuat baru. Dari segi anggaran, Pak Wali sudah menyiapkan BTT, tapi kami harus pastikan waktunya cukup. Idealnya pertengahan Desember nanti sudah bisa dilintasi, meskipun terbatas,” urai Dandung.
Ia menambahkan, anggaran Rp1 miliar sebenarnya sudah disiapkan untuk proyek perbaikan jembatan tahun 2026 mendatang. Namun kejadian ambrolnya fondasi membuat penanganan harus dipercepat.
“Kami maksimalkan sisa waktu dua bulan ini. Harapannya, jembatan bisa dilintasi lagi paling lambat 2,5 bulan ke depan,” tandasnya. (bas/rhd)