Malang, SERU.co.id – Ir Supriatna Adhisuwignjo ST MT kembali terpilih sebagai Direktur Politeknik Negeri Malang (Polinema) periode 2025-2029. Setelah menang 48 suara dari dua kandidat lainnya, yakni Ir Pipit Wahyu Nugroho MT dan Mohamad Zenurianto Dipl Ing HTL Msc, dalam Pemilihan Direktur (Pildir) Polinema.
Ketua Panitia Pemilihan Direktur Polinema 2025-2029, Ir RN Akhsanu Takwim ST MT menerangkan, dari tiga nama yang turut Pildir Polinema. Incumbent Ir Supriatna Adhisuwignjo ST MT mendapatkan 48 suara, mengokohkan posisi kembali memimpin Polinema.
“Ada tiga calon, calon pertama Ir Pipit Wahyu Nugroho MT mendapatkan 1 suara. Kemudian Ir Supriatna Adhisuwignjo ST MT mendapatkan 48 suara, dan Mohamad Zenurianto Dipl Ing HTL Msc mendapatkan 13 suara. Total suara 62, terbagi Senat 40 suara, kemudian dari Kementerian 22 suara,” seru Akhsanu, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Sabtu (4/10/2025).
Akhsanu menerangkan, masa jabatan direktur Polinema periode sebelumnya akan berakhir pada 5 Oktober 2025. Dengan terpilihnya Direktur Polinema periode 2025-2029, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdikbud Saintek) akan segera melakukan pelantikan di Jakarta.
Kuasa Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie PhD berharap, terpilihnya kembali Ir Supriatna Adhisuwignjo ST MT sebagai Direktur Polinema. Agar terus membawa kemajuan lebih baik lagi bagi Politeknik Negeri Malang.
“Saat ini memang tantangan pendidikan tinggi sangat berat tanpa adanya leadership dan kolaborasi yang kuat. Tentunya itu akan menghambat kemajuan dan menjadi hambatan bagi kita dalam menghadapi tantangan ini. Dengan terpilihnya Ir Supriatna Adhisuwignjo ST MT, program yang sudah dicanangkan dapat dilanjutkan dengan lebih baik lagi,” ungkap Prof Cicik, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Direktur Polinema terpilih periode 2025-2029, Ir Supriatna Adhisuwignjo ST MT menuturkan, rencana kerja empat tahun ke.depan. Rencana kerja tersebut dari program-program Renstra Kemdikbud Saintek, serta visi misi pengembangan yang telah disusun oleh pihak Polinema.
“Dalam tataran lebih operasional, kita akan membuat sebuah pendekatan untuk membuat kluster-kluster. Untuk kita transformasikan kampus ini agar ke depan menjadi lebih baik,” imbuh Supriatna.
Supriatna menjelaskan, nantinya beberapa kebijakan-kebijakan berbasis pada problem solving atas permasalahan di masyarakat hingga dunia industri. Rencananya akan dirumuskan lebih baik lagi, sehingga karya-karya mahasiswa ini bisa diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan.
“Ada 1.500 karya tugas akhir mahasiswa bisa dimanfaatkan masyarakat secara langsung, 200 karya sudah kita serahkan kemarin. Polinema akan bertransformasi menjadi kampus internasional, karena visi kita menuju ke sana. Serta menjadikan kampus digital, karena layanan pendidikan ini mengikuti perkembangan teknologi berbasis IT, agar kualitas layanan kita semakin baik,” tandasnya. (wul/rhd)