Malang, SERU.co.id – Ketua DPRD Kota Malang menyoroti pelaksanaan program Koperasi Merah Putih (KMP) belum maksimal. Pemetaan potensi dan pendampingan intensif dibutuhkan, agar pelaksanaan program pusat di daerah berjalan maksimal.
Ketua DPRD Kota Malang, Amhitya Ratnanggani Sirraduhita mengungkapkan, pihaknya kerap melakukan kunjungan ke daerah pemilihan (Dapil). Dalam kesempatan tersebut, anggota dewan berinteraksi langsung dengan masyarakat serta pengelola koperasi.
“Dalam kunjungan rutin di Dapil, ada sejumlah aspirasi dari masyarakat yang mengeluhkan minimnya kelanjutan program tersebut. Sembari menunggu bimbingan teknis (Bimtek), mestinya sudah ada pemetaan potensi di daerah masing-masing,” seru Mia, sapaannya, Kamis (2/10/2025).
Ia menambahkan, dalam Peraturan Presiden (Kepres) yang mengatur KMP sudah dijelaskan mengenai unit usaha dan bidang operasional koperasi secara singkat. Namun, pelaksanaan teknis seperti peningkatan kapasitas masih membutuhkan waktu dan pendampingan.
“Secara singkat penjelasan itu sudah ada sebetulnya di Kepres. Saya berharap, Pemkot Malang melalui Diskopindag paling tidak tahun depan sudah bisa bergerak memberikan pendampingan terhadap KMP,” ungkapnya.
Ia mengatakan, baru beberapa KMP yang sudah mulai bergerak di Kota Malang, seperti di Bumiayu yang merupakan koperasi eksisting. Para personel koperasi tersebut dinilai sudah memiliki pengalaman, kapasitas dan pengetahuan yang memadai untuk menjalankan koperasi.
“Dukungan terhadap program KMP dari pemerintah daerah sangat penting, agar program ini dapat sukses secara bersama-sama. Kita harus mensuport program pusat, karena sukses satu kota, sukses bersama,” tegasnya.
Baca juga: DPRD Kota Malang dan Pemkot Malang Sepakati KUA-PPAS APBD 2026, Target PAD Naik Signifikan
Terpisah, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menuturkan, ada beberapa unit usaha yang akan tersedia di KMP. Mulai dari unit usaha Sembako, pangkalan LPG dan pengisian air minum murah.
“Nanti semua KMP akan disuplai pangkalan LPG. Terkait penyediaan Sembako, kami akan bekerja sama dengan Bulog,” jelasnya.
Beberapa kebutuhan Sembako yang dijual meliputi beras, gula, minyak goreng dan lain-lain. Ia memastikan, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan distributor, sehingga harga jual di KMP lebih terjangkau.
“Kalau pelaksanaan Bimtek tanggal 13-15 Oktober mendatang. Kami akan mengajarkan penyusunan proposal untuk pengajuan pembiayaan ke bank, cara membuat bisnis plan dan lain-lain,” tukasnya.
Eko berharap, ke depannya KMP bisa berkembang dan tidak hanya menjual Sembako. Tapi bisa berkembang sesuai kebutuhan masyarakat setempat, seperti jasa, kuliner, simpan pinjam dan lain-lain. (bas/mzm)