Malang, SERU.co.id – Tim Search and Rescue (SAR) Surabaya mencatat terdapat tiga warga mengalami luka bakar akibat abu vulkanik erupsi Gunung Semeru, serta kurang lebih 956 orang mengungsi. Hingga kini, proses pendataan terhadap korban dampak erupsi Gunung Semeru masih terus dilakukan.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Avianto menerangkan, berdasarkan hasil pendataan terdapat dua kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Candirenggo. Warga dari kedua kecamatan tersebut melakukan upaya penyelamatan diri dengan mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
“Jumlah korban kurang lebih 959 orang, kurang lebih 956 pengungsi, 2 orang luka bakar grade II dan 1 orang luka bakar grade I,” seru Nanang, Kamis (20/11/2025).
Ia menjelaskan identitas korban luka bakar, yaitu Normawati (42) dan suaminya, Hariyono (49), warga Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Keduanya mengalami luka bakar derajat II setelah melintas di jembatan Curah Kobokan. Sementara itu, Dimas (50), warga Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, mengalami luka bakar grade I.
Nanang juga menuturkan, 956 pengungsi tersebut tersebar di beberapa titik lokasi pengungsian. Di antaranya, SD 04 Supiturang yang menampung sekitar 100 jiwa; Balai Desa Oro-oro Ombo dan Masjid Ar-Rahmah sekitar 500 jiwa; SD Sumberurip 02 sekitar 200 jiwa; rumah Kepala Desa Sumbermujur 55 jiwa; serta Kantor Kecamatan Candipuro sekitar 101 jiwa.
“Untuk kerugian materiil hingga saat ini belum ada laporan dampak kerugian atau nihil,” jelasnya.
Ia juga menerangkan, proses evakuasi dilakukan terhadap 178 pendaki yang masih berada di kawasan Ranu Kumbolo saat erupsi terjadi. Ratusan pendaki tersebut terdiri dari 137 pengunjung, 1 petugas, 7 PPGST, 2 server, 6 anggota Kementerian Pariwisata, dan 15 porter.
“Pukul 06.30 WIB Tim dari Kantor SAR Surabaya tiba pos pendakian Ranupani. Selanjutnya bergabung dengan tim 1 Pos SAR Jember, untuk berkoordinasi dengan petugas pos pendakian,” terangnya. (wul/ono)








