Batu, SERU.co.id – Kejuaraan bergengsi 76 Indonesian Downhill (IDH) 2025 yang berlangsung di Klemuk Bike Park, Kota Batu, Sabtu (25/10/2025) menjadikan tantangan ekstra yang tak terduga bagin para Riders (Pembalap). Faktor cuaca hujan yang mengguyur lokasi selama tiga hari terakhir mengubah karakteristik legendaris itu menjadi trek yang curam dan sangat licin.
Anantha Djawa, Rider asal Bali, mengakui bahwa kondisi licin meningkatkan potensi jatuh di atas 50 persen. Kondisi trek yang basah total di hari-hari menjelang race memaksa para rider untuk mengubah strategi yakni mengganti ban basah.
”Saya sudah latihan seminggu kemarin track-nya kering, tetapi tiga hari ini hujan terus, jadi ini benar-benar cuacanya jadi lawan,” seru Anantha.
Kondisi ini, kata Anantha, menuntut rider untuk mengurangi kecepatan dan lebih fokus pada kontrol. Keberuntungan pembalap sangat bergantung pada cuaca, di mana trek basah akan menghasilkan waktu tempuh yang lebih besar. Meskipun demikian, trek Klemuk dinilai masih layak dan aman untuk digunakan saat basah, tanpa terhambat kabut.
“Kalaupun kondisi besok track tetap basah ya kami tetap terima. Kami tinggal mengganti jenis ban basah, seperti hari ini yang digunakan,” tuturnya.
Sementara itu, Event Director 76 IDH 2025, Aditya Nugraha menjelaskan, Klemuk sengaja dipilih untuk seri penutup karena kekhasan elevasi dan kecuramannya. Untuk edisi ini, layout trek diubah sekitar 35 persen dan diperpanjang hingga total 1,5 km. Di seri ke-3 ini pihaknya menghadirkan section negatif yang menuntut pengambilan keputusan cepat.
“Kami sengaja bekerjasama dengan orang-orang lokal untuk merubah track ini. Karena dalam beberapa hari terakhir sering hujan, maka kami tingkatkan faktor safety-nya. Jumlah jaring-jaring kami perbanyak dan kami terus memantau kondisi jaring,” tegas Aditya.
Langkah ini, kata Adit sengaja diambil demi memastikan 136 peserta dapat berkompetisi dengan baik dan aman. Dengan harapan semua rider bisa mencapai finish dengan selamat dan bisa kembali ke keluarga dengan sehat.
Putaran final ini diikuti total 136 peserta dari berbagai kategori, yang mencakup 10 nomor perlombaan. Meskipun berdekatan dengan seri terakhir World Cup di Kanada yang membuat pembalap World Cup internasional absen, Klemuk tetap diramaikan oleh 12 rider dari negara-negara ASEAN. Yaitu 4 rider dari Thailand, 4 dari Filipina, 3 dari Malaysia, dan 1 dari Singapura.
“Kalau tahun lalu event-nya menyesuaikan dengan kalender internasional, jadi bule-bule World Cup banyak yang datang. Kalau sekarang cukup mepet jadi tidak banyak bule yang bisa datang,” pungkasnya. (dik/ono)








