Begini Konsekuensi dan Kecaman Terhadap Negara yang Pro-Kemerdekaan Palestina

Begini Konsekuensi dan Kecaman Terhadap Negara yang Pro-Kemerdekaan Palestina
Prabowo saat berpidato di maskar besar PBB. (ist/ Presiden RI

Jakarta, SERU.co.id – Dukungan internasional terhadap kemerdekaan Palestina semakin meluas tetapi memunculkan risiko diplomatik nyata. Amerika Serikat (AS) mencabut visa Presiden Kolombia Gustavo Petro usai dirinya bergabung dalam aksi pro-Palestina. Perdana Menteri Israel juga mengecam negara-negara Barat yang pro-kemerdekaan Palestina.

Kementerian Luar Negeri AS menuding Petro bertindak gegabah dengan menghasut tentara AS agar tak mematuhi perintah.

Bacaan Lainnya

“Hari ini, Presiden Kolombia berdiri di Jalan New York City. Kemudian mendesak tentara AS untuk tak mematuhi perintah dan menghasut kekerasan,” seru Kemlu AS melalui akun X resminya, Sabtu (27/9/2025).

Pencabutan visa ini menandai peringatan keras keberpihakan terhadap Palestina berpotensi memicu gesekan dengan Washington. Petro sebelumnya juga mengkritik keras Presiden AS Donald Trump saat Sidang Umum PBB. Bahkan menyebut Trump kriminal terkait serangan bersenjata menewaskan belasan warga sipil miskin di lepas pantai Venezuela.

Di forum yang sama, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melancarkan kecaman pedas terhadap negara-negara Barat. Terutama yang baru saja mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

“Minggu ini, para pemimpin Prancis, Inggris, Australia, Kanada, dan negara-negara lain tanpa syarat mengakui negara Palestina. Mereka melakukannya setelah kengerian yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober,” kata Netanyahu dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB.

Menurut Netanyahu, langkah pengakuan tersebut mengirimkan pesan yang berbahaya. Menurut Netanyahu, pesannya sangat jelas yakni membunuh orang Yahudi membuahkan hasil.

Ia juga menyinggung pernyataan Presiden Indonesia yang penuh semangat dalam membela Palestina. Netanyahu menyebut, sikap Indonesia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, menjadi pertanda arah geopolitik kawasan ke depan.

Menanggapi sindiran Netanyahu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono menegaskan, posisi Indonesia tidak akan bergeser.

“Visi apa pun terkait Israel harus dimulai dari pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Kita tidak akan berbicara hal lain sebelum ada pengakuan itu,” tegas Sugiono.

Situasi terbaru ini menunjukkan, dukungan terbuka terhadap Palestina membawa konsekuensi politik internasional. Pro-kemerdekaan Palestina tidak hanya soal moral kemanusiaan. Namun juga ujian geopolitik yang menentukan arah hubungan antarnegara di kancah internasional. (aan/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait