Ini Sejarah Hari Ibu di Indonesia dan Contoh Ucapan Penuh Makna

Ini Sejarah Hari Ibu di Indonesia dan Contoh Ucapan Penuh Makna
Hari ibu di Indonesia berawal dari Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928. (ist)

Malang, SERU.co.id – Hari Ibu diperingati setiap 22 Desember sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan perempuan Indonesia. Peringatan ini berakar dari Kongres Perempuan Indonesia Tahun 1928 dan memiliki makna kebangsaan yang berbeda dengan Mother’s Day di negara Barat. Pada Hari Ibu 2025, Kementerian PPPA mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045.”

Sejarah Hari Ibu

Sejarah Hari Ibu di Indonesia tidak lepas dari Kongres Perempuan Indonesia I yang digelar pada 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari berbagai daerah. Pertemuan tersebut menjadi tonggak lahirnya gerakan perempuan secara nasional.

Bacaan Lainnya

Kongres tersebut bertujuan menyatukan visi dan misi perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Terutama di bidang pendidikan, peran dalam keluarga dan kebangsaan. Salah satu hasil pentingnya adalah pembentukan Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) sebagai wadah persatuan organisasi perempuan.

Semangat persatuan yang dikobarkan dalam kongres ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang juga lahir pada tahun 1928. Menegaskan peran strategis perempuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Peran besar perempuan Indonesia kemudian diabadikan secara resmi pada tahun 1959. Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959.

Penetapan ini dimaksudkan mengenang dan menghargai jasa perempuan Indonesia sebagai pejuang dan penggerak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sementara itu, Mother’s Day di negara Barat lebih menitikberatkan pada penghormatan terhadap peran ibu secara personal. Bangsa Yunani dan Romawi merayakan festival Hilaria untuk menghormati dewi Rhea dan Cybele, yang dianggap sebagai ibu para dewa. Di Inggris pada abad ke-17, dikenal tradisi Mothering Sunday. Yakni hari libur bagi anak-anak yang bekerja jauh dari rumah untuk pulang dan mengunjungi ibu mereka.

Sementara itu, sejarah Hari Ibu modern berawal dari Amerika Serikat. Seorang aktivis sosial bernama Ann Reeves Jarvis pada abad ke-19 mendirikan Mother’s Day Work Clubs untuk membantu perempuan meningkatkan kesehatan keluarga. Ia juga menggagas Mother’s Friendship Day untuk mendamaikan keluarga yang terpecah akibat Perang Saudara Amerika.

Setelah Ann Reeves Jarvis wafat pada 1905, putrinya, Anna Jarvis, memperjuangkan Hari Ibu sebagai peringatan nasional. Upayanya membuahkan hasil ketika pada 1914 Presiden Woodrow Wilson menetapkan Minggu kedua bulan Mei sebagai Hari Ibu Nasional di Amerika Serikat. Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai negara dengan tanggal peringatan yang beragam.

Amanat Menteri PPPA pada Hari Ibu 2025

Dalam rangka peringatan Hari Ibu 2025, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menerbitkan naskah resmi pidato amanat pembina upacara yang ditandatangani langsung oleh Menteri PPPA, Arifatul Fauzi.

Amanat tersebut menegaskan, Hari Ibu bukan sekadar seremoni atau perayaan ala Mother’s Day. Melainkan wujud penghargaan mendalam terhadap perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.

Dalam pidatonya, Menteri PPPA menekankan, sepanjang sejarah bangsa, perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan. Meski menghadapi tantangan seperti beban ganda, stigma sosial, keterbatasan akses dan kekerasan berbasis gender. Namun, perempuan Indonesia terus menunjukkan ketangguhan dan daya juang.

Pada tahun 2025 ini, KemenPPPA mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045”. Tema ini menegaskan, kemajuan bangsa tidak dapat dipisahkan dari kemajuan perempuan.

Contoh ucapan Hari Ibu:

  1. Bu, terima kasih sudah selalu kuat, bahkan saat capekmu tidak pernah diceritakan. Maaf kalau aku sering keras kepala, tapi dari Ibu aku belajar: mencintai itu tetap bertahan meski lelah. Selamat Hari Ibu, doa terbaikku selalu pulang ke Ibu.
  2. Bu, maaf aku sering merasa paling capek, padahal Ibu yang paling jarang istirahat. Aku sering merasa kurang diperhatikan, padahal perhatian Ibu sudah habis dibagi untuk semua. Selamat Hari Ibu, semoga sehat terus orang paling ikhlas di hidupku.
  3. Selamat Hari Ibu buat perempuan terhebatku. Terima kasih sudah jadi Ibu, koki, psikolog, bendahara, dan malaikat tanpa sayap. Aku sayang Ibu, meski sering bikin Ibu geleng-geleng kepala.
  4. Bu, katanya cinta pertama anak itu ayah. Tapi yang paling sering dicari tetap Ibu. Dari sakit, lapar, sampai curhat hidup—semuanya ke Ibu. Selamat Hari Ibu, semoga sabarmu tidak pernah habis sebelum aku benar-benar dewasa.
  5. Bu, aku sering merasa gagal, tapi tidak pernah sekalipun Ibu membuatku merasa tidak berharga. Terima kasih sudah percaya padaku bahkan saat aku sendiri ragu. Selamat Hari Ibu, rumah paling aman di dunia.
  6. Selamat Hari Ibu untuk orang yang selalu bilang “jangan jajan”, tapi diam-diam nanyain, “enak nggak?” Terima kasih sudah selalu cerewet demi kebaikanku. Aku sayang Ibu, meski sering pura-pura cuek.
  7. Selamat hari Ibu Bu. Sampai kapan pun aku tetaplah anak kecil di matamu. Terima kasih sudah mencintaiku melebihi siapa pun di luar sana.

(aan/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim