Jatim Park Group Re-opening Museum Angkut, Geliatkan Pariwisata Kota Batu

YouTube video

Malang, SERU.co.id – Jawa Timur Park (JTP) Group terus berkomitmen menggeliatkan tempat wisata di Kota Batu. Usai re-opening Jatim Park 2 dan Eco Green Park, disusul Predator Park, kali ini JTP Group membuka Museum Angkut (Musang) dan Jatim Park 3, Sabtu (18/7/2020). Tentunya dengan tetap berkomitmen menerapkan protokol kesehatan.

Re-opening museum yang memiliki lebih dari 300 koleksi jenis angkutan tradisional hingga modern tersebut, diharapkan mampu menarik wisatawan lokal, nasional hingga mancanegara. “Sebagai salah satu ikon destinasi wisata yang cukup diminati, re-opening Museum Angkut diharapkan mampu menggeliatkan kembali gairah perekonomian Kota Batu, khususnya sektor pariwisata,” ungkap Titik S Ariyanto, Marketing & Public Relation Manager Jatim Park Group, kepada SERU.co.id

Bacaan Lainnya
Marketing & Public Relation Manager Jatim Park Group, Titik S Ariyanto.
Marketing & Public Relation Manager Jatim Park Group, Titik S Ariyanto. (rhd)

Terkait jumlah pengunjung pada awal pembukaan, tak dapat dipungkiri memang belum maksimal. Secara bertahap, pihak Musang akan terus melakukan evaluasi. Sebab berdasarkan pengalaman dibukanya JTP 2, masih ada saja pengunjung yang bandel. “Kita akan terus melakukan evaluasi 2-3 minggu, kira-kira responnya seperti apa. Akan kita buka secara normal dan promosi maksimal, setelah melihat respon para pengunjung,” terang TItik.

Baca juga : Pasar Apung Enam Negara & Army Corner, Segera Meriahkan Museum Angkut

Manajemen tetap berkomitmen menerapkan protokol kesehatan. Sebab hal ini menjadi perhatian bersama, hingga dinyatakan lulus oleh tim gugus tugas COVID-19 Kota Batu untuk re-opening pada 18 Juli 2020 bagi para wisatawan. “Tim gugus tugas COVID-19 Kota Batu telah mengecek penerapan protokol kesehatan sejak Jumat lalu. Alhamdulillah sudah lolos seleksi. Sehingga hari ini kita mulai beroperasi kembali,” sebut Titik.

Beberapa mobil klasik koleksi Museum Angkut.
Beberapa mobil klasik koleksi Museum Angkut. (rhd)

Mengingat masih dalam masa transisi menuju kehidupan baru, sekaligus meminimalisir biaya operasional, museum yang menempati lahan seluas 3,8 hektar di lereng Gunung Panderman ini belum bisa buka setiap hari. “Museum Angkut hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 11.00-19.00 WIB. Untuk merangsang pengunjung datang, harga tiket kami turunkan. Dari awalnya Rp 100 ribu, sekarang menjadi Rp 80 ribu semua akses,” beber Titik.

Baca juga : Gowesata Bangkitkan Sport Tourism Bersama Gekrafs Jatim dan Jatim Park Grup

Dalam kesempatan itu, nampak tak hanya pengunjung biasa, berpasangan dan keluarga, namun juga komunitas para pelaku usaha wisata, turut meramaikan re-opening Museum Angkut. Sebut saja, Batu Association Profesional Tourism (BAPTA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Batu Guide Community (BGC).

Hiburan menari dan berjoget bersama.
Hiburan menari dan berjoget bersama. (rhd)

“Tujuannya, kami bersama-sama bergerak memulihkan perekonomian pariwisata di Kota Batu. Mereka melihat bagaimana sih protokol kesehatan di sini agar bisa diedukasikan ke tempat wisata lainnya. Sehingga pengunjung yang didatangkan aman dan nyaman,” tandas Titik.

Baca juga : Gelar Media Gathering, Jatimpark Group, Kenalkan Jajaran Manager Operasional Perusahaannya

Sementara itu, Ketua BAPTA, Kuswadi Rawit, meminta agar pemangku jabatan, baik dari gugus tugas, dinas pariwisata, dinas kesehatan, kepolisian dan sebagainya, agar turut proaktif turun tangan jemput bola dan mendata kembali hotel, restoran, serta tempat wisata. “Kami minta pemerintah proaktif untuk mendorong dan membantu. Jika memang sudah layak untuk beroperasi kembali, segera berikan sertifikat. Namun jika belum, berikan pengarahan, kekurangan apa saja yang harus diperbaiki,” pintanya.

Dibukanya kembali beberapa tempat wisata, menjadikan angin segar bagi para pelaku usaha pariwisata. Pasalnya, sektor ini menjadi pundi-pundi dan pondasi tumbuh kembangnya Kota Batu, khususnya pelaku wisata dari warga Kota Batu dan Pemda. “Kami optimis, potensinya masih sangat luar biasa. Untuk itu ayo bergerak bersama. Jangan biarkan kami berjalan sendiri tanpa peran pemerintah,” tandas Kuswadi, yang sempat banting setir jadi pengusaha sembako, imbas Covid-19. (rhd)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *