Malang, SERU.co.id – Peningkatan perekonomian warga Kota Malang menjadi salah satu fokus pembangunan oleh Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji bersama Wakil Wali Kota Ir H Sofyan Edi Jarwoko.
Salah satunya, mengembangkan kawasan Kayutangan sebagai pusat ekonomi wisata kearifan lokal Kayutangan Heritage di sepanjang Jalan Basuki Rahmat.
Sebuah gagasan yang kini dirasakan manfaatnya oleh warga di jantung Kota Malang, lantaran kawasan ini masih terdapat bangunan kuno peninggalan masa lalu. Diyakini, infrastruktur gaya tempoe doeloe itu menjadi daya tarik tersendiri untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif. Ibu Kota Heritage di kawasan Kayutangan itu akhirnya diresmikan, Jumat (30/8/2019) lalu.

“Di Kayutangan sini sudah terbentuk Kampung Heritage, karena banyaknya bangunan kuno yang masih terjaga. Dengan sedikit dipoles semakin menguatkan posisi Kayutangan sebagai Ibukota Heritage. Secara bertahap kita akan kembangkan potensi ini,” jelas Sutiaji, saat momen pembukaan.
Demi memoles “wajah” Jalan Basuki Rahmat menjadi salah satu daya tarik wisata itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menganggarkan Rp16 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Kawasan sepanjang jalan Basuki Rahmat disulap mulai depan kantor PLN hingga Sarinah. Demi kenyamanan wisatawan yang menikmati suasana masa lampau Kota Malang itu, beberapa perubahan juga dilakukan, yaitu penggeseran median jalan dan pelebaran trotoar.
“Kita lebarkan trotoar untuk space pejalan kaki dan display sederet karya kreatif arek-arek Malang,” ungkapnya.

Tidak dapat dipungkiri, hadirnya Kayutangan Heritage ini juga telah mampu mengangkat sektor pariwisata, sehingga menarik kedatangan turis mancanegara maupun wisatawan domestik sendiri. Memasuki kawasan Kayutangan, serasa kita dibawa kembali ke Kampung tua di masa kejayaan Kolonial yang ada sejak abad ke-13.
Meski sempat menuai pro kontra, terlebih saat pemberlakuan satu arah di kawasan Kayutangan, namun kini semua merasakan manfaat positifnya. Lantaran Kampung Kayutangan yang dikelilingi oleh belasan hotel ini juga menjadi “Selling Point” sebagai destinasi kuliner dan jujugan para wisatawan sejak 2018.
Berkat program penggiatan Kampung Kayutangan Heritage dibawah komando Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko telah berdampak positif bagi warga sekitar, khususnya ekonomi kerakyatan. Beberapa warga yang membuka toko kelontong hingga toko sembako mengaku, merasakan peningkatan penghasilan yang diperoleh, bahkan sebelum Kayutangan Heritage resmi dibuka.
Salah satunya,pemilik toko sembako di dekat ‘Tangga Seribu’ Subali (61) mengungkapkan, dampak pengembangan Kayutangan Heritage, ekonominya juga berkembang. Dari hari ke hari pengunjung Kayutangan Heritage semakin banyak. dan tidak sedikit pengunjung yang membeli di tokonya.
“Kalau ramai belinya disini, kurang lebih sebulan Rp2 jutaan,” ungkap perempuan asli Jogjakarta ini.
Kepada SERU.co.id, Camat Klojen, Drs. Heri Sunarko MM, juga berkomentar seputar keberhasilan pasangan SAE menciptakan Kayutangan Heritage sebagai destinasi wisata yang ramai. Sebelum ada Kayutangan Heritage, nyaris tidak ada kegiatan yang berarti di kawasan Jalan Basuki Rahmat tersebut.
Namun dengan tangan dingin Wali Kota Sutiaji, kini kawasan Kayutangan Heritage menjadi ramai. Hingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di dalam maupun di tepi jalan sepanjang Basuki Rahmat.

“Kayutangan Heritage ini menjadi warisan positif yang beliau tinggalkan dengan menjadikan wilayah legendaris itu jadi maksimal. Terutama pada tujuan ekonomi dan pariwisata,” tutur Heri, sapaan akrabnya.
Heri melanjutkan, dengan dibangunnya beberapa koridor di sekitar Kayutangan Heritage, di antaranya koridor Balai Kota hingga tersambung dengan koridor Kayutangan Heritage. Sutiaji juga berhasil membangun pengembangan pariwisata dengan warga setempat dengan membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kayutangan.
Bahkan tahun ini, Pokdarwis tersebut mendapatkan predikat 5 terbaik Pokdarwis se-Indonesia dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dari Kemenparekraf RI.
“Sentuhan tangan dingin Pak Sutiaji, sekarang sudah mulai nampak. Pergerakan ekonomi sudah terlihat lebih bagus dan lebih lancar, dan itu terlihat di luar maupun yang ada di dalam Kampung. Kehadiran wisatawan juga sudah mencapai ratusan ribu dalam satu bulan,” cetusnya.
Heri menyebutkan, pergerakan ekonomi di kawasan wilayah Kayutangan Heritage telah mengangkat harga lahan di wilayah tersebut. Pasalnya di tempat tersebut sudah terbaca adanya pergerakan ekonomi yang berkembang dan dipandang sebagai sentra bisnis di mata para investor. Hal ini bisa menjadi sebuah tren yang bagus bagi pemilik lahan yang ada di sana.
“Mudah-mudahan legacy (warisan) dari Pak Sutiaji itu bisa dilestarikan oleh siapapun yang akan memimpin Malang ke depannya,” tukasnya.

Keberadaan Kayutangan Heritage bagi pelaku wisata Pemandu Wisata/Tour Guide lokal Malang juga menambah destinasi wisata sejarah Kota Malang era kolonial. Seperti disampaikan Ketua Pramuwisata Malang (PRAM), Simon Robert, dengan hadirnya Kayutangan Heritage ini, bertambah lagi satu destinasi. Khususnya menghabiskan malam di Kota Malang bagi wisatawan yang bermalam di Kota Malang.
“Yang pasti pengunjung tak hanya sekedar menikmati bagian tepi jalan Basuki Rahmat saja, tapi kami ajak untuk mengeksplore kampung Kayutangan di gang-gang. Dengan demikian mereka (tamu) akan lebih puas setelah mendengarkan cerita tentang sejarahnya Malang tempo dulu di Kampung Heritage ini,” pungkasnya.
Beberapa kegiatan lain sempat dilaksanakan di Kayutangan Heritage selama kepemimpinan SAE. Di antaranya Malang Flower Carnival, festival Padang mBulan, Malang 109 dan peringatan HUT ke-35 Arema. Selain itu ada event rise and shine Kayutangan Heritage dan nonton nostalgia film klasik. (dik/rhd)