Malang, SERU.co.id – Momen memasuki Bulan Suci Ramadan, dimanfaatkan sejumlah masyarakat untuk mengais rezeki. Salah satunya dengan berjualan bunga tabur untuk menyekar leluhur, dimana tradisi tersebut tak pernah ditinggalkan.
Para pedagang bunga muncul di berbagai tempat, hingga omzet yang didapat lumayan menggiurkan.
Salah satu penjual bunga tabur di depan TPA Gambiran Kepanjen, Liana (35) mengatakan, dirinya telah menggeluti usaha tersebut sejak empat tahun yang lalu.
Namun, dia tidak setiap hari berjualan, hanya pada hari Kamis pasaran Kliwon saja. Di momen kali ini, dua hari sebelum puasa dirinya sudah membawa dagangan dengan jumlah yang lebih banyak dibanding biasanya.
“Karena puncak ya hari ini, Rabu (22/3/2023) banyak ziarah,” seru Liana, sembari menata dagangannya.
Dirinya menyebut, omzet jualan di tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan dua tahun lalu 2020-2021, disaat Covid-19. Kali ini ia dapat menjual 300-500 bungkus bunga, sedangkan di dua tahun sebelumnya hanya 100 bungkus saja.
Meskipun sepi, dirinya mengaku tetap jualan mengingat usaha tersebut adalah salah satu sumber penghasilannya.
“Walaupun lockdown tetap jualan, kalau tidak jualan makan apa,” ucapnya.
Baca juga : Sehari Jelang Bulan Puasa, Penjual Bunga Ziarah Tuai Berkah
Menurutnya, sebelum adanya Covid dulu, puncak ziarah para warga selalu di dua hari sebelum puasa ini. Kondisi yang sama juga akan terjadi, 2-3 hari jelang hari Raya Idul Fitri.
Liana mengaku, sehubungan berbarengan dengan Hari Raya Nyepi Umat Hindu, harga bunga naik, mengingat banyak yang membutuhkan.
Dirinya menyebut, harga bunga kenonggo yang dulunya Rp40 ribu, kini menjadi Rp150 ribu per satu kilogramnya. Sedangkan bunga Sundel Sedap malam Rp200 ribu, sebelumnya hanya Rp50 ribu, kemudian bunga gondel menjadi Rp45 ribu dulunya Rp20 ribu.
Meskipun omzetnya naik, mengingat harga kulakan bunga juga mahal, dirinya dengan terpaksa menaikkan dagangannya. Dulunya Rp2-3 ribu, kini dijual dengan harga Rp3-5 ribu rupiah per bungkusnya. (wul/ono)