Ditambahkannya, ada dua lagu daerah yang harus mereka bawakan pada Kategori B untuk mahasiswa/Perguruan Tinggi. Yakni lagu wajib Sarinande dari Maluku dan Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan sebagai kategori Pop Core atau kedaerahan.
“Kami ada 32 penyanyi, didukung pembina, pelatih dan official. Untuk aransemen Ampar-ampar Pisang, kami memesan partitur lagu dari teman di ITS, Gabriel Denis, atas rujukan pelatih. Hasilnya, para juri langsung bertanya darimana arasemen itu, karena lagu tersebut tergarap sangat indah,” kilasnya, didampingi Pembina PSM, Vega Aditama ST MT dan Pelatih PSM, Supriyanto Harmanie SS.
Dikisahkan terkait persiapan, timnya mulai berlatih sejak November tahun 2022 dengan beragam kesulitan yang mereka hadapi. Khususnya jadwal latihan yang selalu berbenturan dengan jadwal dan tugas kuliah tiap personel.
“Kami para pengurus, pembina dan pelatih berunding, bagaimana caranya supaya mahasiswa ITN ini tetap bisa latihan di tengah padatnya jadwal dan tugas kuliah. Akhirnya kami putuskan untuk membuat jadwal latihan yang benar-benar spesifik pada jadwal mereka masing-masing,” imbuhnya.
Memasuki bulan Januari hingga Februari, dinamika perjalanan tim ini semakin solid dan kompak. Sebelum benar-benar tampil pada festival sesungguhnya, PSM Vox Coeleistis Choir uji tampil di hadapan civitas akademika ITN Malang di penghujung Februari.
“Pada awal bulan Maret, kami berlatih untuk terakhir kali sebelum berangkat ke Jakarta,” terangnya.