Pamekasan, SERU.co.id – Komitmen pemangku kebijakan dalam mensejahterakan petani tembakau lokal di Pamekasan dipertanyakan. Pasalnya, sejumlah instansi Induk tidak hadir dalam diskusi yang digelar Memo X Pamekasan, di Cafe Three Five Pamekasan, Sabtu (29/10/2022).
Kegiatan dalam rangka HUT Memo X ke 7 itu dihadiri 23 peserta di antaranya: Wakil Ketua Komisi II DPRD Pamekasan, Ismail A. Rahim, Pasi Pers Kodim 0826, Capt Inf Benny Purwanto, Kapolres Pamekasan melalui KBO Sat Reskrim, Muh. syaiful Bahri Maulana, S.Sos. MH, Disperindag Bidang Pengawasan dan Pembinaan, Firman Hidayat, KaSatpol PP, Syaiful Amin, Kadin Pamekasan, NGO, Komunitas petani P4TM, HKTI, dan beberapa perwakilan komunitas wartawan.
Diskusi dimulai dengan soal adanya pembakaran tembakau yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Dengan adanya pembakaran tembakau mengakibatkan pemerintah saling lempar antar satu OPD dengan OPD yang lain. Mengingat, untuk melakukan pencegahan SatPol PP tidak memilik dana untuk beroperasi.
Dengan salah satu kasus itu itu, wakil ketua umum peguyuban pedagang dan petani tembakau (P4TM), Abdul Bari mendorong diskusi yang digagas Koran Regional Harian Pagi Memo X Grup, ada follow up untuk mengembalikan kejayaan petani Madura.
“Jangan dicukupkan disini, harus ada follow up serius mengembalikan kejayaan petani tembakau Madura. Solusi, misalnya para petani memiliki kesemangatan kembali untuk bertani,” ujarnya.
Bari menambahkan, dalam diskusi itu petani enggan menanam tembakau karena tidak memiliki semangat mengingat membutuhkan modal yang sangat besar. Petani enggan menanam karena tidak dapat diharapkan kembali.
“Karena tidak menjadi solusi terhadap kebutuhan,” ujarnya.