Malang, SERU.co.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang merespons maraknya kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah. Upaya memperketat pengawasan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilakukan demi mencegah kasus serupa.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana mengungkapkan, pelaksanaan program MBG berjalan aman dan terkendali. Dipastikan, sampai saat ini tidak ada temuan kasus keracunan makanan dari para siswa maupun para pendidik.
“Alhamdulillah, sampai saat ini Kota Malang aman. Tidak ada laporan maupun indikasi keracunan makanan MBG di sekolah-sekolah,” seru Jana, sapaannya, Minggu (28/9/2025).
Meski belum ada temuan kasus keracunan MBG, Disdikbud Kota Malang melakukan langkah antisipatif. Pihaknya telah menurunkan tim untuk mengawasi langsung kegiatan di dapur MBG.
“Kami sudah menugaskan tim dari Disdikbud Kota Malang untuk memantau proses produksi di SPPG. Koordinasi dengan Badan Gizi Nasional juga terus diperkuat, supaya program MBG berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Pria kelahiran Bantul itu menjelaskan, pengawasan terhadap proses produksi makanan MBG dilakukan secara langsung oleh Badan Gizi Nasional. Koordinasi intensif menjadi kunci kelancaran distribusi di lapangan.
“Melalui koordinasi ini, kami bisa saling mengawasi bahwa makanan yang diproduksi berkualitas sesuai dengan standar. Yang terpenting adalah pengawasan di setiap tahap, mulai dari memasak hingga makanan siap dikirim,” tegasnya.
Jana mengakui, cakupan program ini masih terbatas, mengingat jumlah SPPG belum banyak. Namun, kualitas makanan yang diproduksi tetap harus menjadi prioritas utama.
Ia pun mengimbau, agar petugas dapur selalu menjaga kualitas bahan dan makanan yang diproduksi. Tidak kalah penting, aspek kebersihan makanan juga harus diperhatikan sedetail mungkin, meski produksinya dalam jumlah besar.
“Kami minta petugas SPPG lebih teliti. Perhatikan kebersihan, kualitas bahan baku dan pastikan makanan, seperti ikan atau ayam, benar-benar layak konsumsi,” tuturnya.
Terpisah, Kepala SMPN 6 Kota Malang, Umi Kulsum menerangkan, ada 798 siswa yang menerima manfaat MBG di lembaga pendidikannya. Pendistribusian MBG di SMPN 6 Malang dilaksanakan sejak bulan April lalu.
“Alhamdulillah, kami termasuk yang pertama menerima MBG. Sejauh ini tidak ada masalah, anak-anak hampir selalu menghabiskan makanan,” kata Umi.
Umi mengatakan, SPPG LP Ma’arif sebagai penyediaan MBG, sangat mendengarkan saran dari sekolah terkait menu makanan. Sehingga tak hanya bergizi, tetapi juga masuk di lidah siswa SMPN 6.
“Menunya bervariasi dan terkadang ada olahan masakan yang kekinian, seperti steak daging yang kaya protein hewani. Kami bersyukur, pihak dapur SPPG mau mendengarkan saran kami,” ucapnya.
Umi menuturkan, meskipun ada program MBG, kantin sekolah tetap buka seperti biasa. Menurutnya, program tersebut bukan berarti menutup peluang rezeki ata pendapatan dari pedagang kantin.
“Penjual di kantin minta MBG dibagikan siang, agar pagi siswa tetap bisa beli di sekolah. Alhamdulillah, kantin tidak terganggu dan MBG tetap berjalan seperti biasa,” pungkasnya. (bas/rhd)