Serunya Menelisik Sejarah Numismatika hingga Kebijakan Moneter di Museum Bank Indonesia

Serunya Menelisik Sejarah Numismatika hingga Kebijakan Moneter di Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia tampak depan. (rhd)

Testimoni pengunjung Museum Bank Indonesia

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Dedy Prasetyo mengapresiasi keberadaan Museum Bank Indonesia (MUBI). Menurutnya, MUBI bisa menjadi salah satu referensi untuk mempelajari sejarah terbentuk dan berkembangnya Bank Sentral di Indonesia.

“Tidak hanya itu, MUBI juga memberikan informasi tentang sejarah alat pembayaran yang pernah ada di Indonesia, bahkan sebelum kemerdekaan. Mudah-mudahan semakin banyak masyarakat yang datang ke MUBI,” ungkap Dedy, sapaan akrabnya, saat mengawaki team Humas BI Malang dan rombongan wartawan ekonomi.

Bacaan Lainnya

Senada, wartawan MalangPariwaradotcom, Djoko Winahyu mengimbau, pelajar SD-SMA hingga mahasiswa wajib mengunjungi MUBI. Pasalnya, masih banyak generasi muda kurang literasi sejarah tentang uang dan Bank Indonesia.

“Harus tahu sejarah uang, jangan hanya menggunakan saja, baik uang fisik maupun uang digital dan QRIS. Meski saya lihat tadi, koleksi atau literasi terkait perkembangan pembayaran digital terkini belum di-update di MUBI,” ungkap Joko.

Sementara, salah satu pengunjung, Azizah mengaku, tertarik dengan koleksi uang edisi 4 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000 tanpa potongan. Meski untuk mendapatkannya bisa memesan di kantor Bank Indonesia terdekat.

“Info dari petugas bisa pesan melalui Bank Indonesia terdekat. Hanya saja, harganya lebih mahal dibanding nilai uang standarnya, bukan lagi Rp200 ribu maupun Rp400 ribu, karena itu seri koleksi,” ucap karyawati swasta di kawasan Kota Tua Jakarta ini. (rhd)

 

disclaimer

Pos terkait