3. Ruang Emas Moneter
Merupakan salah satu ruang favorit pengunjung di Museum Bank Indonesia menampilkan koleksi emas batangan replika sebagai simbol cadangan devisa negara. Pengunjung dapat melihat kilauan tumpukan emas batangan replika seberat 13,5 kilogram pada masa De Javasche Bank dan Bank Indonesia yang memikat mata.
Tak hanya emas batangan, beberapa koleksi uang koin emas dan koin perak berbagai pecahan ditampilkan. Jika dikurskan dengan nilai emas saat ini, nilai nominal uang lebih rendah dibandingkan nilai berat emas yang terkandung. Contohnya uang koin emas pecahan Rp5.000 seberat 10,33 gram dan Rp100 ribu seberat 33,44 gram.
Nampak pula, beberapa uang kertas berbagai pecahan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sejak 1953. Hingga terbitan edisi terbatas uang kertas pecahan Rp75.000, 4 lembar pecahan Rp50.000 tanpa potongan dan 4 lembar pecahan Rp100.000 tanpa potongan.
4. Metamorfosis Logo Bank Indonesia
Sejak tahun 1953, logo Bank Indonesia mengalami 14 kali perubahan/metamorfosis hingga kini. Jika dilihat secara seksama, logo BI merupakan kombinasi dari huruf B dan I yang diambil dari huruf paling depan dari kata Bank Indonesia.
Pada awal berdiri, logo bank mengadaptasi logo De Javasche Bank dengan mengubah huruf “J” menjadi huruf “I” tanpa mengubah unsur lainnya. Namun, seiring perkembangan zaman dengan pertimbangan estetik dan citra bank sentral yang diembannya, Iogo Bl diubah menjadi lebih solid, tegas dan berwibawa.
Logo-logo yang muncul pada uang terbitan BI sampai tahun 1980-an bukanlah logo resmi, melainkan logo-logo yang muncul pada uang-uang terbitan De Javasche Bank. Barulah logo terakhir sejak tahun 1990-an merupakan logo resmi yang digunakan sebagai logo korporat hingga saat ini.
Di akhir sesi, pengunjung dapat berfoto di area yang telah disediakan, dengan beragam background virtual sisi gedung MUBI. Serta foto 3D dan emas batangan replika.