Wisata Kuburan Londo Malang Mati Suri, Pokdarwis Harap Dukungan Banyak Pihak

Wisata Kuburan Londo Malang Mati Suri, Pokdarwis Harap Dukungan Banyak Pihak
TPU Nasrani Sukun, destinasi Kuburan Londo yang kini mati suri. (Seru.co.id/bas)

Malang, SERU.co.id – Potensi wisata sejarah Kuburan Londo atau Makam Sukun di Kota Malang hingga kini masih belum tergarap maksimal. Mati surinya destinasi wisata sejarah tersebut membuat Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) setempat mengharapkan dukungan banyak pihak untuk bangkit.

Aktivis Pokdarwis Kuburan Londo, Hariani mengungkapkan, destinasi tersebut dalam kondisi ‘mati suri’ sejak pandemi Covid-19. Hingga saat ini belum ada aktivitas pengembangan wisata sejarah di kawasan makam peninggalan Belanda tersebut.

Bacaan Lainnya

“Saat ini kondisinya memang masih mati suri. Sudah tidak ada lagi kegiatan seperti dark tourism, yakni menjelajah makam di malam hari sambil mendengarkan cerita sejarah,” seru Hariani, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (27/12/2025).

Salah satu kuburan peninggalan Belanda di Kuburan Londo tampak rusak dan butuh perawatan. (Seru.co.id/bas)
Salah satu kuburan peninggalan Belanda di Kuburan Londo tampak rusak dan butuh perawatan. (Seru.co.id/bas)

Ia mengungkapkan, sejak pandemi Covid-19 hingga sekarang Pokdarwis Kuburan Londo masih belum bergerak lagi. Bahkan, dari seluruh anggota, kini hanya dirinya yang masih aktif.

“Cukup disayangkan sebenarnya. Potensi wisata sejarah dengan banyak cerita ini harus stagnan,” ungkapnya.

Menurut Hariani, wisata dark tourism Kuburan Londo sebelumnya memiliki banyak peminat. Dalam satu kali penyelenggaraan, kegiatan tersebut bahkan bisa dibuka hingga tiga sesi karena tingginya antusiasme pengunjung.

Ia menilai, mati surinya wisata Kuburan Londo disebabkan tidak adanya pengelolaan yang berkelanjutan. Karena itu, dibutuhkan dukungan dan keterlibatan berbagai pihak untuk bangkit.

“Menurut saya pribadi, karena tidak ada yang mengelola. Jadi memang perlu dukungan dari banyak pihak, agar destinasi ini bisa kembali hidup,” ujarnya.

Terkait penataan kawasan makam, Hariani menyebut, perlu adanya koordinasi antara Kelurahan Sukun, Pokdarwis Kuburan Londo dan UPT Pengelolaan Pemakaman Umum. Keterlibatan Forum Pokdarwis Kota Malang juga dinilai penting untuk menentukan komitmen pengembangan wisata tersebut.

“Pengelola Pokdarwis tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan pihak-pihak terkait. Meski berstatus TPU aktif, makam-makam kuno seperti makam Belanda tidak akan dibongkar, apalagi gerbang Kuburan Londo sudah mejadi cagar budaya,” jelasnya.

Saat ini, Kuburan Londo masih dikunjungi oleh kalangan mahasiswa untuk tujuan edukasi dan sejarah. Beberapa bulan lalu, Hariani juga sempat berkolaborasi dengan komunitas Jelajah Malang untuk mengeksplorasi kawasan tersebut melalui cerita-cerita sejarah.

Adapun makam yang paling banyak menarik perhatian pengunjung adalah nisan dengan simbol Freemason, seperti makam Dr Eyken dan Allaris. Ia berharap, ke depan Kuburan Londo bisa dikembangkan sebagai wisata edukasi dengan konsep storytelling yang menyasar pelajar hingga mahasiswa, termasuk masyarakat umum.

“Dari Makam Sukun ini kita bisa mengambil nilai-nilai kesejarahannya, potensinya dan edukasinya. Bukan hanya sebagai tempat perkuburan semata,” pungkasnya.

Terpisah, salah satu penggemar History Fun Walk Malang, Mardhiyatin menuturkan, dirinya pernah mengikuti jelajah di Kuburan Londo beberapa tahun silam. Diakuinya, banyak informasi dan pelajaran berharga yang diambil, seperti mengetahui siapa saja tokoh berpengaruh di masa lalu yang dimakamkan di sana.

“Terakhir kali saya jelajah Kuburan Londo, saya bertanya-tanya kenapa ada makam itu berornamen gitar. Ternyata salah satu peserta ada yang tahu itu makam siapa dan apa alasan dibalik ornamen tersebut,” kenangnya, kepada wartawan SERU.co.id.

Alumni Prodi Antropologi UB itu menyebut, Wisata Kuburan Londo memang perlu penataan yang lebih baik. Pemberian denah, infografis terkait makam, hingga jalur-jalur menuju spot makam perlu disediakan.

“Di sana kan masih ada ornamen zaman Belanda, tapi seperti terbengkalai dan kurang penataan. Seharusnya pihak pengelola juga membuat jadwal rutin jelajah makam serta meningkatkan promosi untuk menarik banyak wisatawan,” tandasnya. (bas/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim