Inovasi UB Forest dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Pendidikan untuk Bumi Lestari

Inovasi UB Forest dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Pendidikan untuk Bumi Lestari
Kegiatan tracking di UB Forest bersama media, tim Humas UB dan Pengelola Kawasan Hutan UB. (wul)

Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) melakukan berbagai inovasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan pendidikan untuk bumi lestari di UB Forest. Beberapa upaya telah dilakukan, seperti launching carbon trading dan penanaman pohon langka di lingkungan UB Forest.

Kepala UPT Pengelola Kawasan Hutan UB, Dr. Mochammad Roviq menerangkan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya. Untuk melakukan pemanfaatan hutan tanpa merusak dan mengganggu ekosistem yang ada.

Bacaan Lainnya

“Pendekatan kita untuk menjaga kelestarian itu ada dua, yakni memanfaatkan hutan dan perlindungan,” seru Roviq, dalam kegiatan Bincang Santai (BONSAI) di UB Forest, Selasa (23/9/2025).

Kegiatan bincang santai (bonsai) di lingkungan UB Forest. (wul)
Kegiatan bincang santai (bonsai) di lingkungan UB Forest. (wul)

Roviq membeberkan, UB Forest telah melakukan beberapa upaya pemanfaatan hutan, seperti penanaman Hasil Hutan Bukan Kayu (HBBK) dan Jasa Lingkungan dengan melibatkan masyarakat. Pada HBBK, UB melakukan agroforestry dengan melibatkan masyarakat dalam menggunakan lahan untuk menanam tanaman agroforestry, seperti kopi. Sementara untuk hutan terbuka, Dr. Roviq menganjurkan untuk menanam Multi Purpose Tree Species misalnya alpukat.

“Karena di dua bidang ini, tantangan perlindungan yang dihadapi hampir semua kawasan adalah ancaman dari masyarakat. Maka, pelaksanaan di dua hal ini kita melibatkan masyarakat,” terangnya.

Disebutkannya, Universitas Brawijaya (UB) Forest memiliki fasilitas forest healing sebagai metode terapi penyembuhan dan meningkatkan mutu kesehatan dengan memanfaatkan jasa lingkungan. Dimana dengan fasilitas tersebut, seluruh masyarakat yang sakit maupun sehat diajak memanfaatkan oksigen yang bersih dan suasana yang berbeda.

Roviq menerangkan, konsep fasilitas Forest Healing ini adalah sebuah upaya pemanfaatan jasa lingkungan yang diizinkan oleh Kementerian Hutanan. Untuk mensukseskan fasilitas tersebut, UB Forest menggandeng pihak fakultas kedokteran guna meningkatkan mutu kesehatan.

“Jadi tidak hanya orang yang sakit saja, tapi yang orang sehat ditingkatkan kesehatannya dengan memanfaatkan oksigen dan suasana yang berbeda. Antara lain suasana hutan yang lebih asri dan sebagainya,” paparnya.

Dirinya mengatakan, dalam fasilitas Forest Healing tersebut ada tiga bagian, yakni forest tracking, forest healing dan forest therapy. Roviq menyebut, khusus untuk forest therapy ini rencananya digunakan untuk pasien yang mungkin harus dirawat di Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB). Kemudian dimungkinkan salah satu terapi yang dibutuhkan adalah memanfaatkan kawasan hutan.

Dikatakan Roviq, pengelolaan UB Forest berdasarkan Peraturan Menteri No. 7 Tahun 2021 dengan melalui perencanaan. Terdapat tiga level yaitu Rencana Jangka Panjang (RJP) yang disahkan Kementerian Kehutanan, Rencana Panjang Jangka Menengah (RPJM). Serta Rencana Kerja Tahunan (RKT) secara internal, dengan melakukan penganggaran dan terakhir pelaksanaan.

“Tahun ini, kita mendapat predikat Teladan Wana Lestari. Itu menjadi indikasi bahwa kita sudah sesuai dengan harapan, atau amanah Kementerian Kehutanan,” terangnya.

Dirinya juga mengaku, jika UB Forest telah menjalin kerja sama dengan Forum Pohon Langkah Indonesia (FPLI). Sebagai bukti kontribusi UB Forest dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim, serta memberikan nilai tambah dari pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Dengan menanam tumbuhan-tumbuhan yang langka.

“Untuk acuan utama dalam penentuan pohon langka yang diselamatkan oleh UB Forest. Merujuk pada Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan memiliki nilai endemisitas yang telah diakui dunia,” jelasnya.

“Lebih dari sekadar pelestarian, berbagai penelitian menunjukkan pohon-pohon langka menyimpan potensi besar sebagai sumber bioaktif. Sehingga pelestarian pohon langka menjadi penting,” imbuh Roviq.

Ia menambahkan, hilangnya satu jenis pohon langka bukan hanya berarti berkurangnya kekayaan hayati. Namun hilangnya kesempatan berharga bagi dunia medis, pangan serta ilmu pengetahuan.

Sehingga upaya yang telah diambil oleh UB Forest ini merupakan sebagai bentuk investasi. Guna keberlangsungan ekosistem, ketahanan pangan, kesehatan serta masa depan generasi mendatang. (wul/rhd)

disclaimer

Pos terkait