Malang, SERU.co.id – Karya seni sketsa menggunakan goresan pena bambu dan tinta Cina, ternyata bisa menggabungkan seniman gambar dari beragam profesi. Seperti terlihat dalam sebuah pameran yang diadakan Dewan Kesenian Malang (DKM), Senin (13/2/2023)
Koordinator Komunitas Sket Ndek Kene, Fajar Gusmy menyampaikan, pameran ini menjadi media komunikasi dari para seniman dari berbagai latar belakang. Disatukan dengan satu nada karya, yakni karya seni sketsa.
“Kan ini banyak teman-teman dari latar belakang bermacam-macam profesi. Ada guru, pelajar dan ada yang profesional. Supaya bisa ketemu nih bahasanya, bahasa pemersatunya adalah gambar,” seru Fajar.
Total sebanyak 108 karya seni dipamerkan menggunakan dua gedung DKM Kota Malang. Satu di antaranya merupakan hall of fame, berisikan puluhan karya sketsa yang penuh ekspresi tentang Kota Malang.
Tidak hanya menampilkan siapa yang paling unggul dalam berkarya, pemilihan media menggunakan pena bambu dan tinta cina memiliki alasan tersendiri. Menurut Fajar, dengan cara inilah para seniman dengan segala macam level bisa berproses bersama.
“Kenapa kita memilih media pena bambu dan tinta Cina, krena pena bambu ini kan sulit dikendalikan. Ilustrator kan biasanya pake pen yang goresannya konsisten. Kalau pena bambu kan banyak tumpahan-tumpahan tinta yang tak terduga, sehingga sama-sama sulitnya, sama-sama berprosesnya,” jelasnya.