Cegah Stunting Sejak Dini, Puskesmas Pandanwangi Skrining Anemia Ratusan Siswi SMKN 8

Siswi kelas 10 SMKN 8 Kota Malang sedang menjalani skrining anemia dari Puskesmas Pandawangi. (ws7) - Cegah Stunting Sejak Dini, Puskesmas Pandanwangi Skrining Anemia Ratusan Siswi SMKN 8
Siswi kelas 10 SMKN 8 Kota Malang sedang menjalani skrining anemia dari Puskesmas Pandawangi. (ws7)

Malang, SERU.co.id – Sejumlah upaya dilakukan puskesmas di Kota Malang dalam mendukung pemerintah daerah, agar masyarakatnya terbebas dari stunting. Salah satunya, perhatian terhadap kondisi anemia di kalangan remaja sekolah di SMK Negeri 8 Kota Malang. Puskesmas Pandanwangi melakukan skrining anemia terhadap 155 siswi, Kamis (8/2/2023).

Penanggung Jawab Unit Kesehatan Sekolah Puskesmas Pandanwangi, Syaiful Arif menyampaikan, hal itu sebagai langkah mendeteksi jika ada temuan anemia berat. Pasalnya, kondisi anemia seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi anak yang akan dilahirkan. Maka dengan skrining ini bisa meminimalisir jumlah stunting di masa mendatang.

Baca Lainnya

“Harapan ke depan, ketika kita tahu bahwa Hb itu sebagai perantara untuk mengantarkan makanan. Maka harapannya tidak dilahirkan anak-anak yang stunting,” seru Syaiful.

Baca juga:
Menko PMK Sidak dan Beri Bantuan untuk Kemiskinan Ekstrem, Stunting dan Ibu Hamil KEK
Tekan Angka Stunting, Puskesmas Seluruh Indonesia Harus Miliki Fasilitas USG
Pemberian Nutrisi Balita, Solusi Pemkot Batu Lawan Stunting

Syaiful melanjutkan, Hb atau kandungan sel darah merah memiliki peran yang sangat penting terhadap asupan ke bayi. Jika kandungan sel darah merah pada seseorang dibawah ambang batas, otomatis akan menghambat pertumbuhan janin.

“Hb kan perantara untuk mengantarkan makanan. Ketika hamil, kalau Hb-nya turun, otomatis asupan ke bayi, ke janin yang ada di kandungannya kurang. Kalau kurang otomatis pertumbuhannya pun akan terhambat, sehingga bisa jadi kelahirannya kurang terus dan bisa gagal tumbuh,” jelas Syaiful.

Pemeriksaan ini sekaligus mencari siswi yang mengalami anemia berat. Yakni anemia dengan kadar 10 g/dl. Menurut Syaiful, anemia berat bisa dideteksi awal dengan tampilan letih dan lesu, serta terasa pusing saat berdiri.

“Anemia berat dibawah 10gram/dl, karena kurangnya pengantar makanan, maka otomatis kebutuhan seluruh organ kurang terpenuhi. Jadinya yang keliatan letih lesu, mungkin kalau habis jongkok atau duduk terus kemudian berdiri. Atau dari tiduran ke berdiri, dia pusing,” jelas Syaiful.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *