“Sebetulnya saya sudah menerima pelatihan bucket, hantaran penganten. Tapi saya mau memperdalam lagi, supaya lebih bagus kreasinya,” ujar Rintani.
Ia mengaku, belum bisa melepas profesi ojol yang penuh dengan resiko, terlebih ojol wanita. Namun terpaksa mengambil kesibukan sebagai ojol, karena penghasilannya yang cepat.
“Kalau misalkan tunai ya, itu enak ojol. Ojol kalau 3-4 jam sudah dapat uang tunai. Tapi kalau usaha seperti ini kan kita berdasarkan pesenan,” jelas Rintani.
Walaupun begitu, Rintani menyadari resiko sebagai ojol wanita. Sehingga ia tetap menekuni usaha rumahan yang saat ini sedang ia geluti. Dan berharap bisa menjadikan usahanya sendiri sebagai penghasilan utama.
“Kalau resiko di jalanan pasti ada mas ya, kalo kita gak nabrak pasti ditabrak. Lebih aman usaha sendiri sebenarnya. Saya jadi ojol mulai 2019,” pungkasnya. (ws7/rhd)
Baca juga:
- Indonesia Sukses Libas China Taipei 6-0 di Surabaya
- Danlanud Abd Saleh Ajak Prajurit Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Menjalankan Tugas
- Perwosi Batu Salurkan Bakat Olahraga Siswi SMP/Mts Lewat Turnamen Voli
- Deflasi Kota Malang pada Agustus 2025 -0,07 Persen, Inflasi Tahunan Terkendali 2,13 Persen
- Fenomena Corn Moon Berbalut Blood Moon Hiasi Langit Indonesia 7-8 September 2025