“Sebetulnya saya sudah menerima pelatihan bucket, hantaran penganten. Tapi saya mau memperdalam lagi, supaya lebih bagus kreasinya,” ujar Rintani.
Ia mengaku, belum bisa melepas profesi ojol yang penuh dengan resiko, terlebih ojol wanita. Namun terpaksa mengambil kesibukan sebagai ojol, karena penghasilannya yang cepat.
“Kalau misalkan tunai ya, itu enak ojol. Ojol kalau 3-4 jam sudah dapat uang tunai. Tapi kalau usaha seperti ini kan kita berdasarkan pesenan,” jelas Rintani.
Walaupun begitu, Rintani menyadari resiko sebagai ojol wanita. Sehingga ia tetap menekuni usaha rumahan yang saat ini sedang ia geluti. Dan berharap bisa menjadikan usahanya sendiri sebagai penghasilan utama.
“Kalau resiko di jalanan pasti ada mas ya, kalo kita gak nabrak pasti ditabrak. Lebih aman usaha sendiri sebenarnya. Saya jadi ojol mulai 2019,” pungkasnya. (ws7/rhd)
Baca juga:
- Dampak Erupsi Gunung Semeru Jalur Penghubung Malang-Lumajang Ditutup
- Kota Malang Raih Juara II E-Purchasing Awards, Transaksi UMKM Tembus Rp35 Miliar
- Gunung Semeru Erupsi, BB TNBTS Tutup Jalur Pendakian ke Ranu Kumbolo
- Badan Geologi Nyatakan Status Gunung Semeru Naik Level IV atau Awas
- Pakar UB Dorong Penguatan Sistem Perlindungan Anak untuk Cegah Penculikan








