Karena Terapkan Zero Waste dan Serap Tenaga Kerja
Sidoarjo, SERU.co.id – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono dan M Taufiqulbar (BHS – Taufiq) yang bakal bertarung dalam Pilkada Sidoarjo 9 Desember 2020 bakal mengajak pengolah limbah plastik Suwaji warga Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo dalam penanganan sampah. Hal ini, lantaran pengelolaan limbah plastik ini, selain menerapkan sistem kerja zero waste juga mampu menyerap tenaga kerja serta bisa menumbuhkan perekonomian bagi warga lingkungan sekitar.
“Kami (BHS – Taufiq) sangat mengapresiasi usaha pengolahan limbah plastik ini. Karena sudah membantu pemerintah dan masyarakat dalam penanganan sampah plastik dengan sitem recycle dan zero waste. Bahkan juga mampu menumbuhkan perekonomian dengan menerap tenaga kerja. Bahkan sampah plastik yang diolah bisa menghasilkan keuntungan,” ujar Cabup BHS kepada Memo X Senin (09/11/2020) di sela kunjungan pengolahan sampah plastik milik Suwaji di Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.
Lebih jauh, mantan anggota DPR RI ini menjelaskan jika industri pengolahan sampah plastik ini tidak harus mendorong pemerintah berinvestasi membangun Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPST) yang dilengkapi mesin conveyor dan lainnya. Akan tetapi, pemilik industri pengolahan sampah plastik ini sudah berinvestasi dengan beberapa mesin dengan kemampuan produksi mencapai sekitar 2 sampai 3 ton per hari.
“Artinya usaha ini bukan hanya menghasilkan profit dan penyerapan tenaga kerja. Tapi juga menyelesaikan masalah lingkungan dan persampahan. Karena sampah bisa diolah menjadi pupuk, pakan ternak, pakan cacing hingga untuk pembuatan pelet plastik maupun dijadikan tandon, paving dan lainnya. Usaha ini banyak manfaatnya kalau digabung dengan upaya pemerintah pengurangan sampah maka mampu menerapkan zero waste karena tak ada yang tertinggal,” imbuhnya.
Apalagi, kata Alumni ITS Surabaya ini selama ini permasalahan sampah di Sidoarjo menjadi problem utama yang perlu penanganan sistematis. BHS meyakini jika masalah sampah ditangani serius dengan baik maka bisa menerapkan sistem zero waste ini. Harapannya tidak adalagi penumpukan sampah baik di TPST maupun di TPA Tlocor, Jabon. Meski selama ini, rata-rata sampah di Sidoarjo menghasilkan 240 ton per hari.
“Kami siap membantu permodalan bagi usaha pengolahan sampah ini melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Terutama untuk pengadaan mesin peleting. Kami yakin studi kelayakannya dan surveinya akan disetujui karena usaha ini bisa menumbuhkan perekonomian dan lingkungan menjadi lebih baik,” tegasnya.
Sementara pemilik usaha pengolahan sampah plastik, Suwaji mengaku sudah memulai usahanya itu sejak Tahun 2000 silam. Saat ini, usahanya itu mampu mempekerjakan 7 orang dengan menggunakan 3 mesin. Rata-rata sehari mampu menghasilkan 1,5 sampai 3 ton biji plastik. Namun hal itu bergantung bahannya. Bahkan omzetnya cukup besar.
“Kalau masalah sampah ditangani serius kami yakin, Sidoarjo bisa bebas dari sampah. Karena program zero wastw ini sudah diterapkan di Afrika, Amerika Selatan, Kanada dan sejumlah negara besar lainnya. Makanya kalau ditangani serius Indonesia dan Sidoarjo pasti juga bisa. Bagi kami pengolahan sampah bergantung kemauan dan niatnya saja,” tandas pria yang sudah pernah tinggal di Jerman selama 15 tahun ini. (wan/ono)