Tiga Tokoh Jatim Jadi Pahlawan Nasional, Gus Atho’: Saatnya Generasi Muda Hidupkan Kembali Semangat Gus Dur

Tiga Tokoh Jatim Jadi Pahlawan Nasional, Gus Atho’: Saatnya Generasi Muda Hidupkan Kembali Semangat Gus Dur
Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB, Ahmad Athoillah. (ist)

Surabaya, SERU.co.id –  Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada tiga tokoh asal Jawa Timur: KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Syaikhona Muhammad Kholil, dan Marsinah, mendapat sambutan penuh rasa syukur dari kalangan santri dan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Penghargaan ini dianggap bukan sekadar seremoni kenegaraan, melainkan bentuk pengakuan negara atas perjuangan kemanusiaan dan keadilan sosial yang diwariskan oleh para tokoh bangsa tersebut.

Bacaan Lainnya

Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB, Ahmad Athoillah atau Gus Atho’ mengatakan, penganugerahan ini memiliki makna historis dan moral yang mendalam bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya kalangan santri dan kaum muda.

“Kami dari kalangan santri tentu mengucap syukur atas penganugerahan gelar kepahlawanan ini. Sosok Gus Dur menjadi teladan bagi para santri dalam perjuangan kemanusiaan, kebijakan pro-keberagaman, dan pengabdian sebagai tokoh bangsa,” kata Gus Atho’, Senin (10/11/2025).

Menurut Gus Atho’, Gus Dur merupakan figur yang melampaui batas identitas sosial dan politik. Sebagai cucu dua tokoh besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy’ari dari garis ayah dan KH. Bisri Syansuri dari garis ibu Gus Dur mewarisi dua tradisi besar keilmuan dan perjuangan yang membentuk karakter kepemimpinannya.

“Dalam diri beliau terbentuk sosok tangguh yang tidak kenal lelah memperjuangkan nilai kemanusiaan. Gus Dur adalah simbol kebhinekaan sejati, beliau berdiri untuk semua tanpa memandang agama, suku, ras, atau budaya,” tegasnya.

Bagi Gus Atho’, penghargaan negara kepada Gus Dur merupakan pengakuan atas perjuangan moral dan kemanusiaan yang relevan dengan tantangan bangsa hari ini, di tengah menguatnya polarisasi sosial dan politik identitas.

Gus Atho’ juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas keputusan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur. Menurutnya, langkah ini mencerminkan sikap kenegarawanan dan penghargaan terhadap nilai-nilai pluralisme serta rekonsiliasi nasional.

“Kami berterima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden Prabowo atas penghargaan ini. Ini bukan hanya bentuk penghormatan terhadap Gus Dur, tapi juga pengakuan terhadap nilai kemanusiaan, pluralisme, dan keadilan sosial yang beliau perjuangkan,” ujar Gus Atho’.

Ia menegaskan, PKB yang didirikan dengan semangat perjuangan Gus Dur akan terus berkomitmen menjadi rumah besar bagi perjuangan kemanusiaan dan kebangsaan, tanpa membeda-bedakan latar belakang agama maupun budaya.

“PKB akan terus menjadi pelanjut nilai-nilai Gus Dur menjadi partai yang membela kaum kecil, menjunjung keadilan, dan menjaga keberagaman Indonesia,” katanya.

Selain Gus Dur, dua tokoh asal Jawa Timur lainnya, Syaikhona Muhammad Kholil dari Bangkalan dan Marsinah, aktivis buruh asal Nganjuk, juga mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun ini.

Syaikhona Kholil dikenal sebagai ulama karismatik yang menjadi guru spiritual para pendiri NU, termasuk KH. Hasyim Asy’ari. Sementara Marsinah dikenang sebagai simbol keberanian perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak buruh dan keadilan sosial.

“Tiga tokoh asal Jawa Timur ini menunjukkan bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan di medan perang, tapi juga lewat ilmu, moral, dan keberanian menegakkan keadilan,” ujar Gus Atho’.

Menurutnya, pengakuan terhadap tiga tokoh asal Jatim ini menegaskan peran provinsi tersebut sebagai salah satu pusat lahirnya tokoh-tokoh nasional yang berkontribusi besar terhadap nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan keadilan sosial di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Gus Atho’ juga mengajak generasi muda Indonesia, terutama kalangan santri, pelajar, dan aktivis sosial, untuk tidak berhenti pada kebanggaan simbolik, tetapi meneruskan semangat juang para pahlawan dalam tindakan nyata.

“Semoga anak muda kita mampu meneruskan semangat juang para pahlawan ini dalam bentuk karya, integritas, dan kepedulian sosial. Bangsa ini butuh generasi penerus yang berani, berilmu, dan berakhlak seperti Gus Dur, Syaikhona Kholil, dan Marsinah,” tegasnya.

Menurutnya, nilai yang diwariskan para pahlawan itu adalah kejujuran, kesetiaan pada kebenaran, dan keberanian membela yang lemah, dan harus menjadi kompas moral bangsa dalam menghadapi tantangan zaman.

Kata Gus Atho’,  penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tahun ini, merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan sosial di tengah perubahan global.

“Penghargaan ini adalah panggilan moral bagi kita semua untuk menjaga warisan perjuangan para tokoh besar bangsa agar tetap hidup di hati rakyat Indonesia,” pungkasnya. (arc/ono)

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim