Pagelaran Wayang Kulit “Banjaran Srikandi”, Anggota DPRD Jatim Fraksi Golkar: Event Pelestarian Budaya yang Sarat Nilai Moral

Pagelaran Wayang Kulit “Banjaran Srikandi”, Anggota DPRD Jatim Fraksi Golkar: Event Pelestarian Budaya yang Sarat Nilai Moral
Anggota DPRD Jatim Fraksi Golkar Aulia Hany. (ist)

Tuban, SERU.co.id – Memperingati Hari Wayang Nasional dan upaya pelestarian seni tradisi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bersama DPRD Provinsi Jawa Timur menggelar pagelaran wayang kulit bertajuk “Banjaran Srikandi” di Lapangan Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Acara yang dihadiri ratusan warga ini menghadirkan dalang Ki Sigid Ariyanto dengan lakon Banjaran Srikandi serta penampilan pelawak Andik TB yang menambah suasana hangat dan penuh hiburan.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya,  Anggota Fraksi Golkar DPRD Provinsi Jatim Aulia Hany Mustikasari menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menekankan, pagelaran wayang kulit tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan yang sarat nilai moral, etika, dan spiritualitas.

“Malam ini, di tengah kesyahduan Desa Jarorejo, kita tidak hanya menonton pertunjukan seni. Kita sedang menyusuri jejak peradaban dan kebijaksanaan leluhur melalui pagelaran wayang kulit Banjaran Srikandi,” seru Aulia.

Pagelaran Wayang Kulit “Banjaran Srikandi”, Anggota DPRD Jatim Fraksi Golkar: Event Pelestarian Budaya yang Sarat Nilai Moral
Pagelaran wayang kulit bertajuk “Banjaran Srikandi” di Lapangan Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. (ist)

Ia menjelaskan, lakon Banjaran Srikandi mengisahkan sosok perempuan tangguh yang menjadi simbol perjuangan, keberanian, dan kecerdasan. Nilai-nilai tersebut menjadi cerminan semangat juang yang relevan untuk generasi muda masa kini.

“Srikandi tidak hanya berparas cantik, tetapi juga berjiwa ksatria. Ia berani menegakkan kebenaran dan melawan ketidakadilan. Dari sini kita belajar pentingnya integritas, keberanian moral, dan semangat pantang menyerah,” tambahnya.

Lebih lanjut, Aulia menegaskan, di balik filosofi wayang terkandung nilai-nilai kehidupan yang luhur. Wayang, katanya, adalah bayangan kehidupan manusia — menggambarkan perjuangan antara kebaikan dan keburukan, serta menjadi panggung kebijaksanaan yang mengajarkan keseimbangan hidup.

“Wayang bukan sekadar hiburan, tapi cerminan hidup. Melalui setiap sabetan dan alunan gamelan, tersimpan pesan moral dan kearifan yang membentuk karakter bangsa,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung acara tersebut, termasuk Pemerintah Kabupaten Tuban, Pemerintah Kecamatan Kerek, Pemerintah Desa Jarorejo, serta para seniman dan masyarakat yang turut melestarikan budaya lokal.

“Budaya adalah ruh bangsa. Kemajuan sejati bukan hanya diukur dari teknologi, tapi dari kemampuan kita menjaga akar nilai dan kearifan lokal,” pungkasnya.

Pagelaran wayang kulit ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan komitmen pelestarian budaya tradisional di tengah arus globalisasi, sekaligus menghidupkan kembali semangat masyarakat dalam mencintai warisan leluhur.

“Selamat Hari Wayang Nasional. Mari kita rawat warisan budaya ini sebagai jati diri bangsa,” tutup Aulia penuh semangat. (arc/ono)

 

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim