Jakarta, SERU.co.id – Wali Kota Malang mengapresiasi pelestarian budaya lokal Ludruk yang diinisiasi arek-arek Malang di Jadebotabek. Salah satunya, menjadi pemain tamu dalam pementasan Ludruk Genaro Ngalam di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (9/11/2025).
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, dengan menjadi pemain tamu merupakan bagian dukungan Pemkot Malang terhadap pelestarian kesenian tradisional. Menurutnya, kesenian ludruk kini terus berkembang dan mendapat tempat di hati masyarakat melalui kiprah komunitas Genaro Ngalam.
“Selain ajang seni, pementasan ini juga menjadi momen silaturahmi kami bersama warga Malang yang tinggal di kawasan Jabodetabek. Sebagai Bapak e Wong Malang, saya ingin terus menjaga kebersamaan dan jalinan batin antara pemerintah dan warga di manapun arek Malang berada,” seru Wahyu, dalam keterangan resminya, Senin (10/11/2025).
Ia menegaskan, pentingnya menjaga ikatan emosional antara pemerintah daerah dan warganya. Dengan demikian, semangat kebersamaan akan tetap hidup.
Dalam pementasan tersebut, Wahyu tampil sepanggung bersama sejumlah komedian nasional, seperti Cak Lontong, Cak Akbar dan Tessy. Kolaborasi ini menghadirkan suguhan jenaka yang sarat pesan budaya.
“Pementasan ini memperlihatkan bahwa seni ludruk mampu beradaptasi secara modern tanpa kehilangan ruh tradisionalnya. Pemkot Malang berkomitmen terus menghidupkan kembali berbagai kegiatan seni dan budaya daerah,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, apresiasi kepada Komunitas Genaro Ngalam dan panitia yang telah sukses menggelar pementasan di panggung nasional. Menurutnya, seni tradisi merupakan jembatan yang menghubungkan identitas, sejarah dan nilai-nilai luhur masyarakat Malang.
Baca juga: Kota Malang Inspirasi Ekraf Nasional, Giring Ganesha Dorong Kreativitas Berbasis Budaya Lokal
“Ludruk bukan sekadar hiburan, melainkan cermin kearifan lokal yang memuat kritik sosial, humor dan semangat persaudaraan. Pemkot Malang akan selalu mendukung pelestarian budaya seperti ini, supaya kebanggaan sebagai arek Malang tetap terjaga di mana pun berada,” tambahnya.
Pertunjukan Ludruk Genaro Ngalam berlangsung meriah dan disambut antusias oleh ratusan penonton. Selain menjadi ruang ekspresi seni, kegiatan ini juga memperkuat rasa persaudaraan antar warga Malang di perantauan.
“Ini sekaligus menegaskan, seni tradisi tetap relevan dan dicintai lintas generasi. Sejak awal saya membawa semangat Menolak Lupa. Kebudayaan asli Ngalam dan warisan heritage harus kita jaga serta hidupkan kembali,” pungkasnya. (bas/rhd)








