Batu, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu secara resmi meluncurkan Gerakan Tanam dan Penyerahan Simbolis Bibit Sarana Produksi Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) Tahun Anggaran 2025. Program ini sebagai langkah strategis Pemkot untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga sekaligus mendukung program nasional seperti “Makan Bergizi Gratis”.
Acara peluncuran tersebut diikuti oleh 24 Gapoktan dan 25 Kelompok Tani/KWT penerima manfaat, serta diisi dengan sarasehan bersama Wali Kota Batu dan jajaran. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Heru Yulianto, S.P., M.M., menjelaskan, P2B merupakan program prioritas nasional yang disinergikan dengan Kementerian Desa. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam sayuran, buah-buahan, dan komoditas pangan lainnya, yang akan meningkatkan gizi keluarga dan pendapatan rumah tangga.
”Kami harapkan dengan program ini dapat menyediakan sumber pangan bergizi dan sehat secara langsung dari pekarangan rumah tangga, memungkinkan hasil produksi untuk dijual sehingga meningkatkan kesejahteraan keluarga,” seru Heru.
Setiap kelompok penerima manfaat, yang tersebar di lima desa fokus (Sidomulyo, Bulukerto, Giripurno, Gunung Sari, dan Tulungrejo), akan menerima paket bantuan. Meliputi bibit Cabai (450 batang), Benih Pisang (60 batang) dan Satu paket benih sayuran. Selain itu juga menerima 200 kg Pupuk NPK, dan 25 kg Pupuk KNO3. Program ini juga diharapkan dapat memasok bahan pangan bergizi untuk program Dapur Pangan Bergizi (MBG) di tingkat desa.
“Sekaligus untuk memperkuat cadangan pangan lokal,” ungkap Heru.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap gerakan ini. Ia menegaskan, P2B adalah langkah nyata untuk menyeimbangkan pembangunan antara pariwisata, pertanian, dan kelestarian lingkungan.
”Acara ini sejalan dengan arah pembangunan Kota Batu yang menekankan keseimbangan antara wisata, pertanian, dan kelestarian lingkungan,” kata Wali Kota.
Wali Kota Batu menerangkan, Kota Batu memiliki sekitar 65 persen penduduk yang hidup dari sektor pertanian. Sehingga gerakan ini menjadi kunci strategis dalam mendukung pengukuhan pilar kemandirian pangan masyarakat.
“Program ini memiliki dampak multidimensi, diantaranya mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar dan menumbuhkan kesadaran bahwa ketahanan pangan dimulai dari rumah sendiri,” tuturnya.
Selain itu, program ini juga untuk mendukung upaya pemerintah dalam penanganan stunting dan peningkatan gizi keluarga melalui ketersediaan bahan pangan segar setiap hari.
Program ini juga menjadi bentuk kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam pembangunan berkelanjutan.
Pemkot Batu berkomitmen untuk terus memberi dukungan penuh melalui berbagai program seperti pengembangan pertanian organik, fasilitasi petani milenial, dan dukungan urban farming.
”Harapannya, gerakan ini mampu menumbuhkan semangat bersama masyarakat untuk menanam, merawat, dan memanfaatkan hasil pekarangan secara berkelanjutan. Melalui gerakan ini, pekarangan bukan lagi sekadar ruang kosong, melainkan menjadi sumber kehidupan dan sumber kesejahteraan keluarga,” tutup Wali Kota. (dik/ono)
 










