Malang, SERU.co.id – Sejumlah hotel dan pabrik baru menyerbu Kota Malang pada tahun 2026 di beberapa titik sebaran. Kehadiran usaha baru ini diharapkan sebagai investasi yang mampu menyerap ratusan tenaga kerja dari warga Kota Malang, serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengungkapkan, investasi di bidang perhotelan menunjukkan perkembangan positif. Sepanjang tahun 2025, sudah ada perizinan sejumlah hotel yang rampung.
“Di Kecamatan Sukun ada Novotel, di Jalan Cokroaminoto ada Java Dwipa Hotel. Selain itu, di Dinoyo ada Apartemen Dinoyo Oasis dan Luminor Hotel & Apartemen,” seru Arif, Senin (15/12/2025).
Ia menambahkan, apartemen-hotel (apartel) di Dinoyo yang beberapa hari lalu diresmikan Wali Kota Malang itu sudah tuntas perizinannya. Seluruh dokumen dasar seperti Amdal, Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), analisis dampak lalu lintas (andalalin), serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) telah rampung.
“Kalau pembangunan fisik sudah selesai, nanti baru keluar Sertifikat Laik Fungsi (SLF), kemudian disusul izin operasional hotel, restoran dan lainnya. Pembangunan proyek-proyek tersebut biasanya memakan waktu sekitar dua tahun dan mulai dikerjakan Januari nanti,” ungkapnya.
Sementara itu, ia menegaskan, belum ada rencana pembangunan pusat perbelanjaan baru di Kota Malang. Permohonan perizinan yang masuk saat ini didominasi toko kelontong skala kecil.
Pengajuan investasi berskala besar justru datang dari sektor industri rokok. Arif menyebut, pembangunan pabrik rokok baru berada di wilayah Kedungkandang.
“Rata-rata tenaga kerja yang bisa diserap antara 100 sampai 500 orang. Kehadiran investor-investor baru ini diharapkan bisa menyerap banyak tenaga kerja,” jelasnya.
Di sisi lain, kehadiran investor baru juga mendorong capaian realisasi investasi di Kota Malang. Disnaker-PMPTSP mencatat, realisasi investasi hingga semester II tahun ini telah mencapai Rp2,3 triliun dari target sekitar Rp3 triliun.
Berdasarkan data semester II, masih terdapat kekurangan sekitar Rp900 miliar dari target yang ditetapkan. Meski demikian, Arif optimistis angka tersebut masih bisa bertambah seiring proses pelaporan akhir tahun.
“Penghitungan realisasi investasi dilakukan secara triwulanan dan semesteran melalui Kementerian Investasi dan Hilirasi dengan sistem Online Single Submission (OSS). Untuk capaian sampai Desember nanti biasanya baru keluar di bulan Januari, sekitar tanggal 15 atau 20,” tandasnya. (bas/rhd)








