Konsolidasi Ekraf di Sorong, Forum Lintas Komunitas Deklarasikan SORAK

Konsolidasi Ekraf di Sorong, Forum Lintas Komunitas Deklarasikan SORAK
Muhammad Anwar dari ICCN diantara peserta yang hadir di Domberay creative Session, Sorong, Papua Barat Daya. (ist)

​Sorong, SERU.co.id – Upaya aktivasi dan konsolidasi potensi ekonomi kreatif (Ekraf) di Provinsi Papua Barat Daya memasuki babak baru. Forum Lintas Komunitas SORONG RAYA KREATIF (SORAK) secara resmi dideklarasikan pada Senin (15/12/2025) sebagai simpul jejaring Indonesia Creative Cities Network (ICCN).

Muhammad Anwar, Fasilitator yang mewakili jejaring ICCN mengatakan, SORAK menaungi enam wilayah Sorong Raya. Meliputi Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Tambrauw, Maybrat, dan Raja Ampat. ​

Bacaan Lainnya

“SORAK hadir dengan visi untuk menjadi pusat gravitasi pengembangan industri kreatif terbesar di Tanah Papua yang inklusif, berdaya saing, dan berbasis kearifan lokal,” seru Muhammad Anwar.

Deklarasi ini mendapat dukungan kuat dari perwakilan elemen Hexahelix (enam pilar kolaborasi) yang hadir. Meliputi Komunitas Kreatif (Domberay Creative Project, ICCN), Pemerintah (Dinas Perindustrian Kota Sorong) dan Akademisi (Universitas Kristen Papua). Bisnis/Swasta (JNE, Melanesian Store), dan Jaringan Advokasi.

“​Deklarasi SORAK ini berakar dari kegiatan DOMBERAY CREATIVE SESSION yang digelar di Hangout Avenue Sorong,” serunya.

Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan DOMBERAY CREATIVE SESSION menyoroti tiga tantangan utama di wilayah Sorong Raya. Yakni Aset yang Mati Suri, terjadinya Erosi Tradisi dan Hambatan Mentalitas. Lebih detail dijelaskan, banyak ruang publik dan bangunan heritage di Sorong yang belum “bernyawa” dan dimanfaatkan oleh pelaku kreatif.

“Budaya lisan dan kearifan lokal, seperti Suku Moi, mulai memudar akibat arus disrupsi digital dan pariwisata urban. Ditambah lagi dengan kendala “gengsi” dan ketakutan memulai usaha di kalangan pemuda, meskipun wilayah ini kaya akan sumber daya alam,” ungkapnya.

Anwar menyebutkan, SORAK didirikan untuk menjembatani kegelisahan masyarakat Sorong dengan mengusung filosofi Adat Biak tentang ilmu kehidupan Selanjutnya filosofi tersebut diterjemahkan ke dalam empat pilar program unggulan. Lebih detail diterangkan, dalam menjalankan misinya, SORAK fokus pada empat pilar utama.

“Pilar Bisnis (Aggregator & Off-taker), Pilar SDM (Makota Kreatif), ​Pilar Kebijakan (Advokasi Berbasis Data) dan ​Pilar Budaya (Arsip Visual),” terangnya.

Anwar menambahkan, SORAK memiliki peta jalan terukur selama enam bulan ke depan. Mulai dari tahap 1 Konsolidasi dan kesepakatan visi bersama antar perwakilan enam Kabupaten/Kota. Hingga tahap ke- 3 yakni momen Peluncuran resmi yang dirangkai dengan Festival Kreatif dan penandatanganan MoU dengan ICCN Nasional..

​”Sorong Raya tidak kekurangan orang berbakat, hanya kekurangan ‘panggung’ yang terkelola. SORAK hadir untuk membangun panggung tersebut,” imbuh Anwar.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan swasta untuk mengorkestrasikan potensi yang ada.

“Ini demi kesejahteraan masyarakat Papua yang mandiri dan bermartabat,” pungkasnya. (dik/ono)

 

 

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim