Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) melalui Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) menerima hibah dari Uni Eropa. Hibah senilai 4.98 juta Euro atau setara dengan Rp81 miliar ini akan digunakan untuk pembangunan laboratorium riset dan pelayanan penyakit infeksius. Seperti ruang isolasi, rawat darurat, dan rawat jalan di RSUB.
Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Prof Dr Ir Moch. Sasmito Djati, MS menyebut, selain menerima hibah dari Uni Eropa. UB juga menerima soft loan dari KfW selaku wakil dari pemerintah Jerman senilai 37 juta euro atau sekitar Rp600 milyar.
“Khusus anggaran hibah ini akan digunakan untuk mendukung penelitian mengenai penyakit infeksius di Universitas Brawijaya dan RSUB,” seru Sasmito, mendampingi Duta Besar Uni Eropa, HE Vincent Piket.
Baca juga:
UB Nobatkan Irgi dan Renata Sebagai Putra Putri Brawijaya 2022
Belasan Maba Diduga Kesurupan, Begini Klarifikasi Universitas Brawijaya
Program ini sendiri, menurut Sasmito, telah ditandatangani sejak tahun lalu. Dimana awalnya diperuntukan penanganan Covid-19, namun covid sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak jenis penyakit infeksius.
“Jadi tetap penting artinya untuk kita melakukan penelitian lebih lanjut. Ini juga sebuah kesempatan penting untuk pengembangan rumah sakit, dan kita bisa memanfaatkan dengan baik,” imbuhnya.
Kunjungan Dubes Uni Eropa ke RSUB untuk melihat bagaimana perkembangan implementasi kerjasama antara UB dan EU yang juga disalurkan melalui KfW.
“Kehadiran saya di sini untuk melihat bagaimana perkembangan kerjasama dan berkontribusi kepada pemerintah Indonesia. Dalam rangka meningkatkan infrastruktur kesehatan dan pendidikan. Sekaligus bersiap menghadapi kemungkinan pandemi di masa depan,” terang Vincent.