Krisis Pangan Akibat Iklim, BALITKABI Luncurkan Kedelai Varian Baru

pengecekan tumbuhan kedelai di lahan.
pengecekan tumbuhan kedelai di lahan.

Malang, SERU.co.id – Perubahan cuaca yang tidak menentu berdampak pada hasil pertanian kedelai. Oleh sebab itu Badan Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Malang, Jawatimur kembali meluncurkan kedelain varitas anyar untuk menjawab permasalahan tersebut.

Salah satu Peneliti Balikabi Malang, Moch Muchlish mengatakan ini merupakan  program yang terkonsen pada perubahan iklim. Pihaknya sudah melepaskan varitas yang diberi nama Dering Satu. Yaitu varietas kedelai yang tahan kering, tak hanya ketahanan, namun permintaan petani  perihal ukuran buah juga menjadi tantangan.

Bacaan Lainnya

“Namanya Dering Satu, ukuran bijinya sedang, masyarakat sekarang ingin bijinya  besar. Sehingga setahun kalau kita di Balitkabi sudah membuat memperbaiki varietas yang dilepas sebelumnya Dering Satu menjadi dering dua dan tiga,” seru Moch Muchlish kepada SERU.co.id.

pengecekan benik kedelai di laboratorium
Pengecekan benik kedelai di laboratorium

Selain itu, mengingat intensitas curah hujan yang tidak dapat diprediksi seperi akhir-akhir ini. Pihak Balitkabi juga membuat terobosan varietas kedelai tahan jenuh air, yang bernama Deja satu dan Deja dua.

“Kami sudah ada varietas yang toleran jenuh air namanya Deja. Jadi misalnya kedelai di awal  tanam itu hujan tinggi dan tanahnya becek itu tahan,” terangnya.

Peningkatan suhu bumi yang ekstrim juga dapat menyebabkan berbagai kendala pertumbuhan kedelai, seperti halnya pesatnya pertumbuhan hama utama kedelai, yang mengakibatkan pada merosotnya hasil panen.

“Kalau suhunya semakin tinggi jadi masa reproduksi ulat grayak semakin pesat,” tutur lelaki ramah tersebut.

Selain itu, panasnya cuaca, membuat petani yang menanam kedelai untuk menunda masa panennya. Mengingat  di Indonesia, sebagian besar kedelai ditanam di musim kemarau kedua anatara Juni, Juli, September hingga  Oktober, masa dimana puncak musim panas.

“Jadi cenderung kedelai itu ditunda. Sudah tua jadi dibiarkan di sawah, jadi tenaganya susah. Akibatnya apa? maka kededelainya menjadi pecah, itu yang disebut pecah polong,”

Untuk mengatasi ketahanan pangan yang terkendala oleh iklim tersebut di tahun 2022 ini, Balitkabi  kembali melahirkan varian baru kedelai  yakni Lentera satu dan Ketara satu.

Lentera satu, adalah varitas yang digadang-gadang memiliki ketahanan terhadap hama utama kedelai. Yaitu, ulat grayak, hama kutu kebul, karat daun. Namun tidak tahan  terhadap pecah polong sehingga paling tidak melatari dari masa panen harus segera dipanen.

Sedangkan yang lentera, sangat kebal terhadap segala macam hama, serta memiliki ketahanan pecah polong. (ws6/ono)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *