Kayutangan Street Style Bikin Macet, Dishub Tegaskan Ini

Aksi Kayutangan Street Style, yang ditengarai menyebabkan kemacetan di Kota Malang. (bim) - Kayutangan Street Style Bikin Macet, Dishub Tegaskan Ini
Aksi Kayutangan Street Style, yang ditengarai menyebabkan kemacetan di Kota Malang. (bim)

Malang, SERU.co.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mengungkapkan penyebab kemacetan yang terjadi di Jalan Basuki Rahmat saat aksi Kayutangan Street Style, Jumat (22/7/2022) malam lalu. Dimana saat aksi, zebra cross di perempatan Simpang Rajabali digunakan sebagai catwalk fashion show oleh sejumlah peserta aksi.

Plt Kepala Dishub Kota Malang, Handi Priyanto mengungkapkan, penyebab utama kemacetan akibat crowded berlebihan di perempatan tersebut. Pasalnya, di kawasan tersebut ditanam Area Traffic Control System (ACTS) dinamis, sehingga penyelarasan durasi waktu lampu merah bergerak secara otomatis.

Bacaan Lainnya

“Maka tidak bisa kita katakan kalau merah bisa dipakai jalan (fashion show), kalau hijau baru minggir. Karena saat itu (Kayutangan Street Style) mereka berkerumun di situ, sehingga sinyal infra merahnya tidak bisa menangkap pergerakan kendaraan yang melintas,” seru Handi, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Selasa (26/7/2022).

Plt Kadishub Kota Malang, Handi Priyanto, menjawab pertanyaan awak media. (bim) - Kayutangan Street Style Bikin Macet, Dishub Tegaskan Ini
Plt Kadishub Kota Malang, Handi Priyanto, menjawab pertanyaan awak media. (bim)

Dengan sistem tersebut, ketika banyak orang berkerumun, menjadikan durasi lampu merah bagi kendaraan yang hendak melintas tidak berjalan normal.

“Dari sinyal itu, maka (dianggap ACTS) banyak orang (tidak berjalan normal). Kalau kayak gitu, berakibat lampu akan merah terus dan macet,” lanjutnya.

Lebih lanjut Handi mengungkapkan, jika gangguan pergerakan lampu merah dengan ACTS dinamis tak hanya terjadi di Kayutangan. Di kawasan lain juga sempat terjadi, seperti kemacetan panjang di Kawasan exit tol di Jalan Ki Ageng Gribig. Sehingga durasi sebagian lampu merah terlalu panjang.

“Ternyata di sana, di kawasan Lesanpuro gang berapa itu setiap mobil atau motor yang keluar dari gang itu menghadang arus utama. Sehingga sinyal infra merah di TL itu mengenali tanda pergerakan kendaraan yang ada di depan,” terang Handi lebih lanjut.

disclaimer

Pos terkait