Dari Polinema ke Tulusbesar: Sistem Bank Kompos Transformasi Sampah Organik Berkelanjutan

Dari Polinema ke Tulusbesar: Sistem Bank Kompos Transformasi Sampah Organik Berkelanjutan
Tim PPM Jurusan Teknik Kimia Polinema bersama peserta warga Tulusbesar. (ist)

Malang, SERU.co.id Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang (Polinema) menjawab tantangan transformasi sampah organik berkelanjutan melalui Sistem Bank Kompos. Dengan memberikan pelatihan ‘Edukasi Pengelolaan Pupuk Organik (Kompos) Hasil Swadaya Masyarakat Skala Komunal’ di Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Tim PPM Jurusan Teknik Kimia Polinema terdiri dari para dosen dan beberapa mahasiswa. Antara lain: Drs. Mufid M.T., Ari Susanti S.T., M.T., Ria Lusiyani S.Pd., M.A., Dr. Dyah Ratna Wulan S.Si., M.Si., Mutia Devi Hidayati S.Si., M.Si., Steella Ilham Isnaini S.T., M.T.,

Bacaan Lainnya

Perwakilan Tim PPM Polinema, Ari Susanti ST MT menyampaikan, tujuan pelatihan memberikan edukasi sistem Bank Kompos kepada masyarakat sebagai peserta pelatihan. Dalam mengelola sampah organik berkelanjutan menjadi pupuk kompos yang bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi pertanian dan lingkungan.

“Pelatihan ini memperkenalkan konsep baru bagi masyarakat, yaitu sistem bank kompos, yang mirip dengan konsep bank sampah. Sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengelola dan memanfaatkan sampah organik secara berkelanjutan,” seru Ari Susanti.

Dari Polinema ke Tulusbesar: Sistem Bank Kompos Transformasi Sampah Organik Berkelanjutan
Sistem Bank Kompos, proses pembuatan kompos dari sampah organik secara berkelanjutan. (ist)

Menurutnya, program pengabdian ini bertujuan memberikan pengetahuan teknis tentang pembuatan kompos. Serta administrasi dan pengelolaan sistem bank kompos yang dapat diberdayakan di tingkat desa. Pelatihan sejak 15 Juni 2025 ini agar masyarakat mempelajari cara pembuatan, membangun dan mengelola bank kompos.

Sistem ini memungkinkan warga untuk menyimpan sampah organik yang sudah diproses menjadi kompos dengan pengelolaan yang rapi dan terorganisir. Peserta pelatihan diberikan materi cara mendirikan bank kompos, administrasi yang diperlukan, serta mengelola kompos secara efisien untuk kebutuhan pertanian maupun dijual.

“Kegiatan ini merupakan komitmen Polinema mendukung pengelolaan sumber daya alam, serta peningkatan ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan masyarakat. Masyarakat bisa membuat kompos untuk kebutuhan sendiri maupun mengembangkan potensi ekonomi kompos yang dihasilkan bersama,” imbuhnya.

Tim PPM berencana monitoring dan evaluasi berkala, serta memberikan penyuluhan lanjutan untuk memperdalam pemahaman mengenai bank kompos. Dengan terus mendampingi masyarakat untuk memastikan sistem yang telah diterapkan berjalan baik dan berkelanjutan. Serta membantu mengatasi tantangan yang dihadapi dalam proses pengelolaan kompos.

Baca juga: Pemkot Batu Gandeng Polinema Perkuat Sinergi di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

“Ke depan, program ini dapat meningkatkan kualitas pertanian dan pengelolaan sampah. Serta membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pengelolaan sampah organik yang lebih ramah lingkungan,” tandasnya.

Melalui program ini, diharapkan masyarakat Desa Tulusbesar lebih mandiri dan menjadi contoh bagi desa-desa lain yang ingin mengembangkan sistem pengelolaan sampah organik. Tidak hanya menguntungkan dari segi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat desa.

“Pelatihan ini sangat membantu kami memahami bagaimana mengelola sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos yang berguna. Sekaligus belajar tentang sistem bank kompos yang sangat relevan dengan kebutuhan desa kami. Semoga ke depannya, kami bisa mengelola kompos ini secara bersama-sama dengan sistem yang lebih terstruktur,” ujar salah satu peserta dengan penuh antusias. (rhd)

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim